Kisah di 2017 part 3

Assalamualaikum.
                Pagi ini mendung, dan mendung selalu punya cerita.
                Postingan kemarin ulan bilang next akan cerita tentang religi, kayaknya hasilnya nanti gak terlalu regili, hanya cerita tentang saya yang menemukan kenyamanan. Berat ini soalnya, saya agak takut nulis tentang sesuatu yang menyangkut agama, karena saya masih dalam proses belajar.

oke, Saya mulai.

                Tahun ini, saya dapat banyak pengalaman, dari pengalaman berteman, pengalaman falling in love lagi, pengalaman mendapatkan sifat teman yang lumayan gak disuka, pengalaman gagal dalam ujian cari kerja, pengalaman apa lagi ya… mungkin akan berlanjut sampai desember nanti dan seterusnya dan seterusnya.

                Jadi, saya bersyukur kepada Allah selalu diberikan teman yang (hampir) selalu baik. Mereka rajin mengingatkan kan kalau saya salah, bertanya kabar, mengajak beribadah, menceritakan hal baik dan buruk untuk menjadi pelajaran hidup. Perjalanan saya menemukan kenyamanan ini, mereka salah satu penyebabnya. Dan, saya menyadari kalau teman-teman saya sayang kepada saya, dan saya kadang merasa bersalah karena tidak bisa memberikan rasa sayang yang sama dengan teman-teman. Maafkan ulan ya we.
                Dasarnya dulu, saya bukan orang yang rajin beribadah, rajin dengerin ceramah, rajin puasa, berbuat baik pada orang lain, malah singkat cerita saya agak individualis yang berarti saya sedikit liberal. Jadi yang penting saya bebas, masa bodoh dengan kata orang yang penting senang, itu aja. 

               Kalau cerita religi, perempuan banyak certa tentang jilbab, sayangnya ini bukan cerita tentang jilbab. Saya memang memakai jilbab kalau di kampus, tapi beberapa kali melepas jilbab saat jalan bareng teman. Saya dulu pernah posting tentang alasan saya memakai jilbab, tapi saya hapus. Kok dihapus? Karena, saat saya menulis postingan itu dulu, saya mantap memakai jilbab walaupun niatnya hanya untuk ke kampus saja, tetapi rasanya tidak enak ketika saya menyadari kalau postingan saya di instagram keseringan tidak pakai jilbab. Dan saya rasa tidak sejalan kan dengan yang ditulisdan yang di post di ig. Kok rasanya aneh gitu. Nah, selanjutnya saya hapus, karena merasa aneh juga. Kadang banyak orang -saya juga masih melakukannya sampai sekarang tulisan ini saya buat- yang kalau keluar dekat dekat rumah tidak pakai jilbab, misalnya ke warung, ke indomaret, jajan bentar keluar, ke pasar, pokoknya ketempat yang tidak perlu memikirkan gayalah. Saya merasa aneh saja. Tapi, Inshaallah akan berubah dengan lebih rajin pakai jilbab dan berusaha yang terbaik karena pakai jilbab wajib ya kan. 

                Nah, awal tahun ini saya berpikir, apa yang saya cari ketika semua rencana besar saya gagal terjadi. Saya jatuh disuatu titik bosan, malas, gak punya rencana, dan mengakibatkan saya malas bersyukur pada Allah SWT. Yah, intinya saat itu saya kesal padaNya karena memberikan saya bayangan, rasa, rencana dimana saya berusaha menggapainya tapi Dia tidak memberikan saya kesempatan untuk mendapatkannya. Dan yang mengesalkan buat saya, saya tahu tidak ada yang bisa mengabulkan semuanya kecuali Allah SWT. Nah gimana tuh? Saya kesal padaNya tapi hanya pada Dia saya dapat meminta.
                Dan diatara kegalauan tersebut, saya ikut volunteer di suatu aktivitas –di post kisah di 2017 part 1. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, kegiatan ini membuat saya banyak banyak bersyukur dan bahagia luar dalam saat itu.
                Dari kegiatan itulah saya punya lagi tujuan hidup, merasa masih ada yang harus saya kerjakan, punya semangat lagi, jangan mau kalah sama anak SD, dan saya merasa Allah SWT sudah terlalu baik pada saya daripada dengan orang lain. Jadi, apakah saya masih tidak mau bersyukur?

                Selanjutnya, saat Ramadhan tiba. Selama hidup ulan, Ini Ramadhan terbaik, Alhamdulillah ya. Disini saya berusaha memaksimalkan semua yang saya punya dan yang saya bisa lakukan. Dan apa yang ulan lakukan dan kerjakan saat Ramadhan kemarin, wajib sebenarnya, tapi rasanya menyenangkan dan saya menikmatinya. Saya merasa damai dan merindukannya lagi lagi dan lagi.  Ternyata, kemana saja saya selama Ramadhan yang lalu –walaupun Ramadhan masa kecil saya saaaangaaaaaaat menyenangkan, karena konten saat anak-anak dan dewasa berbeda loh.
Di Ramadhan ini saya akhirnya menjalin lagi komunikasi sama beberapa orang yang tidak cocok dengan saya, dan saya pernah merasa bahwa tidak akan pernah berteman lagi dengan mereka, tapi kenyataannya, di Ramadhan ini saya berkomunikasi kembali dan hubungan jadi baik kembali.
                Lebaran juga menyenangkan, lebaran tahun ini ulan merasa jadi lebih dekat dengan teman-teman ulan -teman? mereka lebih daripada teman, ulan sebut mereka 'sahabat'. Walaupun kadang suka lupa waktu jalan bareng mereka, tapi ulan mendapatkan cinta yang baik dari mereka.  Kok gak bareng keluarga lebarannya? Sejak kakak-kakak ulan nikah, yah im alone… mereka kan pergi ke rumah mertua masing-masing, dan keluarga banyak di padang ayah ibu juga pulang ke padang beberapa hari lebaran dan keluarga yang di binjai hari pertama sudah pada ketemu.
                Dari kebahagiaan dan kesedihan yang ulan rasakan di tahun ini, ulan merasa jadi lebih positif sih. Banyak juga pelajaran yang ulan dapat. Dan  ulan  merasa, Allah baik banget ngasih ulan banyak orang baik, banyak orang yang sayang sama ulan yang kapan ulan sedang butuh mereka siap pasang badan buat saya, gak kekurangan dalam bidang ekonomi masih bisa makan berkali-kali dalam satu hari dan mau beli lipstick masih ada duit.

terakhir..

Yang saya sadari ketika saya bersedih, maka hal yang membuat saya bersedih memang bukan hal yang baik buat saya dan kemudian hal itu membuat saya kembali bahagia karena ternyata saya menjauhi hal yang tidak baik.


Sekian dulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar