Akhir cerita 2017

365 hari telah berlalu –hampir, aku menulis ini pada pukul 1.48 wib-. Aku hanya bisa mengucap puji dan syukur pada Allah atas semua yang telah dia berikan padaku selama setahun ini, bahkan sepanjang hidupku.
Tahun ini aku tidak banyak menulis di blog, aku juga tidak banyak jalan-jalan. aku hanya berkeliaran di sekitar sini aja. Binjai Medan Medan Binjai. Walau kadang aku ke luar kota juga, tapi jarang.
Tahun ini banyak yang berubah. Uniku sudah menikah. Aku dapat banyak pengalaman hidup. Hatiku dipenuhi rasa syukur dan bahagia. Aku juga mengetahui rasanya gagal berkali-kali ditahun ini. Tak masalah bagiku, mungkin Allah sedang mempersiapkan hal yang terbaik yang khusus untukku saja.
Aku juga tidak banyak menggambar tahun ini.

Tahun 2018 apa yang aku harapkan tidak muluk-muluk.

Aku berharap keluargaku masih lengkap, kalau bertambah malah makin bagus. Kami sekeluarga diberikan kesehatan, dilimpahkan berkah dari Allah, rezeki yang halal terus mengalir, tesis ku kelar dengan sempurna, aku mendapatkan pekerjaan yang aku impikan, banyak orang yang aku dapat bantu, aku bisa menulis minimal 3 jurnal tahun depan, aku dapat membahagiakan ibu dan ayah, nikmat iman dan islam masih diberikan, aku di undang Allah tanah sucinya, dan terakhir, aku ingin bertemu KAMU. Amiiiin.
Aku juga masih ingin berteman dan menjalin hubungan yang hangat dengan teman-temanku. Aku merasa ini akan sulit pada awalnya karena beberapa dari mereka telah menemukan jalan hidupnya dan pekerjaan yang mereka impikan. Aku bahagia untuk mereka, walau di sisi lain aku sedih karena mereka akan sibuk dengan hidup baru mereka. Tapi aku yakin kami masih dapat tertawa dan menangis bersama.
 Aku mungkin tahun depan akan lebih sering motret. Atau akan lebih sering keluar rumah. Selama 3-4 bulan pertama mungkin aku akan nge-rumah di perpus besar demi tesisku karena aku tidak terlalu ingin membebani ayah ibu dengan pengeluaran untuk beli buku.
Aku juga mungkin tidak akan terlalu bisa membantu kakakku mengurus anak-anaknya, aku akan sedih sih karena Khalila dan Zayn sekarang selalu bisa menghibur hatiku yang kadang suka sedih, malah aku yang sering mengganggu mereka.
Aku juga ingin menikmati masa-masa menjadi the only one anak gadis ayah dan ibu. Aku tahu mereka akan lebih rajin menyuruhku membuka hati untuk pria –pria di lluar sana dan akan memperhatikan teman-teman yang singgah ke rumah. Hahaha. Aku lucu sendiri saat menulis ini.
Aku ingin juga merealisasikan rencanaku. Aku sudah cerita ini ke dita diba mimi, semoga Allah berkenan untuk mengabulkannya, karena aku tahu bagaimana kemampuan dan keinginanku.
Untuk Indonesia, aku ingin berbakti dan membuatmu bangga tapi dengan caaraku sendiri.
Aku akan menunggu sahabat-sahabatku pulang merantau dan menghabiskan waktu lebaran bersama mereka .
Itu saja yang aku harapkan. Aku menunggu kejutan-kejutan besar yang telah aku rencanakan bersama ALLAH di tahun 2018 yang telah tertulis di kitab Lauhul Mahfudz. Aku yakin, Allah menyanyangiku  dan akan terus  memberiku kebahagiaan serta menerimaku walaupun aku terus-terusan berbuat salah.

Sekian
Dengan harapan
Ulan


Bye Instagram (?)


Assalamualaikum pembaca. Yang menemukan cerita kali ini, aku yakin adalah orang yang mulai jenuh dengan kehidupan per-sosial media-an, yakan? Hayo ngaku.

7 November 2017 adalah hari terberat –agak- dihidup aku. Ya, aku kecanduan instagram,, facebook, twitter serta youtube. Yang paling sering aku buka adalah instagram dan youtube. dan di tanggal ini, aku menutup –sementara- akun instagram.
Apa yang aku lihat di instagram dan sosmed lainnya? Macam-macam. Orang pamer, orang yang menggila, orang yang marah-marah, orang yang alim, jualanan, nasehat dan banyak lagi. Aku hanya melihat historigram dan postingan, sesekali aku juga mengupload fotoku dan berusaha memakai caption yang lucu, kadang maksa lucu.
Aku teringat seorang teman waktu jalan-jalan ke Jakarta dulu cerita, kalau calon suaminya menegur karena dia terlalu banyak posting historigram maupun foto di instagram, karena saat itu memang dia dalam satu waktu beberapa kali mengupload, dan calon suami takut kalau itu adalah sebuah riya, bagus sih menurut aku, self reminder gitu jadinya. Dia cerita sih, gak curhat, tapi meminta pendapat. Saat itu kami sedang menikmati hidup dengan bermain, bertemu teman yang tinggal disini, jalan-jalan melihat kebudayaan, jadi suatu hal yang wajar aku rasa untuk kami –bukan orang Jakarta- untuk memberi kabar ke teman bahwa ‘kami sudah kesini loh, kami ketemu disini, ayo main kesini’, begitu.
Aku yang saat itu berkata, “iya memang kita riya. Kita memang pamer kita berada dimana, sama siapa, ngapain aja kan memang mau ngasih tau ke orang-orang apa yang kita sudah punya. Sosmed memang tempat ajang pamer menurut ulan.”
Jujur, aku juga pamer. Ketika khalila bisa nyanyi, aku posting. Ketika khalila tidur lucu, aku posting. Ketika khalila mengucapkan sayang padaku, aku posting juga. Saat aku sedang bersama temanku jalan ke mall, aku posting lagi, ketika aku mendapatkan makanan enak, aku posting, dapat nilai bagus, posting, dapat nilai jelek, curhat, posting lagi, karoke, nah kubiarkan orang mendengarkan suara merduku, ku posting juga. Semualah aku posting. Sebenarnya niatku adalah menunjukkan ini loh yang buat aku bahagia, ini loh yang aku lakukan, ayo dong beli ini gak nyesallah kelen –promosiin barang maksudku- ini loh yang terbaik bagiku, ini loh kawan-kawan keren aku, jadi aku sebenarnya gak sendiri, aku punya apa yang kelen punya.
Dan aku juga pamer di salah satu akun igku bahwa aku bisa motret bagus dan ngedit video dengan baik, aku berharap yang ini adalah hal baik yang dapat menginspirasi orang.  

Makin kesini, aku jadi makin banyak memikirkan hal.

Ada disuatu saat aku merasa tidak punya teman,dan aku kesepian. Aku memposting di historigram suatu kalimat yang galau, teman sosial mediaku pun bertanya, ‘ada apa?’  dan aku bercerita. Aneh aku rasa. Aku berpikir, ini yang aku inginkan? Mereka bertanya aku menceritakan lalu mereka menghiburku. Dan ternyata, tanpa disadari aku menceritakan ke semua teman-temanku, bahwa aku galau. Hal bodoh ternyata yang aku lakukan karena tidak ada privasi lagi di hidupku ini.
Ada dimana –sering- aku menemukan, ketika aku dan teman sosmedku yang komenan, dman, terlihat akrab  dan saat tak sengaja bertemu, kami tak berbicara satu dengan yang lain. Aku merasa, kok begini? Sejujurnya, aku selalu berusaha menjadi sama antara dunia nyata dan dunia maya, tetapi tidak semua orang seperti itu. Aku sedikit kecewa dengan yang seperti ini. Dan aku ingin menambah teman di dunia nyata. Jadi kalau kamu membaca tulisan ini, ayo kita saling menyapa di dunia nyata.
Ada lagi nih, sosmed membuat aku tahu kehidupan, kadang yang paling pribadi dari seseorang. Aku melihat orang curhat tentang rumah tangganya, pertengkaranya, percintaannya, apa yang dia inginkan dan tidak inginkan. Kadang aku mau bilang, ‘aku gak butuh tau itu’ tapi pada kenyataanya dia tidak minta aku lihat, tapi aku yang melihatnya. Aku menemukan kebodohanku selanjutnya.
Dan kadang lagi, ternyata sebuah postingan dapat diartikan berbeda oleh beberapa orang dan memicu alasan untuk bertengkar. Aku merasa pernah mengalami ini.

Apalagi ya, aku pikir sebentar.
.
.
.
Aku sadar kalau aku terlalu banyak –bahasa kerennya to much (apasih, gak penting)- mengumbar kehidupanku ketika teman baikku berkata ‘ntah apa aja yang ulan share di historigram, banyak kali’, gitulah kira-kira bahasanya, dan disana aku merasa ternyata ada juga yang terganggu dengan postinganku, seperti aku yang terganggu dengan postingan temanku. Teman baikku yang lain malah berkata ketika aku cerita hal ini‘ngapain sih lan ngedengerin apa kata orang lain, do what you want ajalah’.
Dan lagi, waktu yang kuhabiskan terlalu banyak di sosial media. Aku merasa sosial media adalah sumber info tercepat dibandingkan Koran online manapun. Misalnya, macet, aku tau di wilayah mana yang macet ketika temanku ngeposting.

Banyak baiknya juga sih sosial media ini.

Nah, kenapa  sempat menutup sementara instagram? Karena aku jenuh dengan melihat hidup orang lain. Tapi aku masih pakai facebook dan twitter dimasa ini. Kenapa? Facebook karena aku ada urusan dengan beberapa orang yang hanya bisa di hubungi dari facebook, dan twitter, karena aku saat itu sedang mengikuti cpns (yang gagal perkara kurang 3 point, Alhamdulillah, ini yang terbaik dari Allah, Insyaallah Allah akan menggantinya dengan yang sangat dan lebih baik dari yang aku harapkan, amiiiin) memerlukan informasi dari salah satu akun resmi pemerintah.
Aku senang menjalani hidup tanpa instagram saat itu (sekarang ulan udah aktif lagi) aku lebih banyak berbicara dengan orang sekitarku. Aku lebih banyak baca artikel, aku jadi lebih tenang belajar untuk cpns kemarin. Sebenarnya bisa juga sih dengan mengaktifkan instagram, tapi aku tau batas dan kemampuanku. Aku tau bahwa dengan instagram aku aktifkan, aku tidak bisa mengatur waktu untuk belajar.
Aku juga menemukan teman-temanku ternyata kehilangan aku. Aku akan capslock, KEHILANGAN. Aku kan tadi sempat bilang, aku kesepian. Aku merasa pertemananku dengan orang-orang adalah semu. Dan aku merasa bahagia ketika teman baikku mengkhawatirkan keadaanku karena dia tidak menemukanku di instagram. Ketika teman baikku mengechat pribadi ke aku bertanya kabar , bukan mengetag namaku dari foto postingannya. Aku bahagia ternyata ada yang khawatir aku block ignya karena aku merasa mereka ingin menjadi temanku (maaf we, kalau memang tidak mengganggu hidupku, aku tidak mengeblock orang sembarangan, apalagi orang yang pernah tertawa bersamaku) . Ternyata yang akuinginkan adalah perhatian yang tidak usah di umbar. Yah, dengan hal sederhana ini aku bahagia.

Tapi, ada baik ada buruknya juga yakan. Aku saat menutup instagram tidak tahu berita yang lagi hits sekarang. Kebanyakan gossip artis sih. Tapi berita lain yang viral aku pun tidak tahu.

Ini yang mengejutkan bagiku. Aku pernah mengira, jaman now semua orang yang paham menggunakan gadget pasti punya sosial media untuk posting dan bercerita apa yang dilakukannya. Ternyata, masih ada orang yang tidak punya sosmed berlebih. Aku dulu tidak paham, di jaman sekarang orang yang gak pamer tentang hidupnya ada, ternyata  ADA dan lebih dari satu orang. Pertama adalah si abang yang sering duduk satu meja denganku saat kuliah, dan satu lagi adalah si abang calon hakim dikelasku. Mereka mungkin memang sudah punya akun, tapi mereka tidak mempergunakannya seperti banyak orang menggunakannya. Aku sih salut dengan mereka yang tidak terkontaminasi pemikiran ‘semua harus tahu hidupku’.
 Itulah, aku akan berusaha mengurangi pemakaian sosmed berlebih,karena, sesuatu yang indah dan menyenangkan hati ingin aku simpan sendiri (dan dia, kalau ada) dan tak ingin ku bagi dengan siapapun. Sihiiii. Aku akan berusaha hanya  share 1/10 dari hidupku (walaupun pada kenyataannya aku akan share 8/10). Bukannya itu sudah cukup untukmu teman mengetahui kabarku hari ini?

Sekian. Ambil yang baiknya, lupakan yang buruknya dari tulisan ini, please.
Wassalamualaikum.
Binjai, 8 Desember 2017


Opini : Anak SD PACARAN???

Assalamualaikum
Pertama-tama, setelah akuh baca-baca lagi isi blog ini, ternyata tema dari blog ini adalah slice of life yg absurd gitu ya, bagus juga sih ini dibaca bagi para orang-orang yang suka tema ke-absurd-tan hidup. Btw, tulisan kali ini, Ulan akan membahasakan diri ulan dengan ‘aku’. Karena, setelah –lagi-lagi- dibaca, aneh ternyata membahasakan diri dengan nama panggilan di tulisan. Jadi mulai hari ini, setiap tulisan owe akan memakai ‘aku’ sebagai kata ganti orang pertama. –yaampun… diganti setelah bertahun-tahun. Dan ini, tulisan terpanjang ulan selama ngeblog. Semoga gak bosan dan bisa mengambil hal yang baik dari tulisan ini.

Oke, langsung ke opini ya.

Pagi-pagi ini ulan buka facebook, nah sepupu kecilkuh –sidqy namanya- ngetag teman-temannya. Nah, kan kalau kita berteman sama siapa gitu, ntar kadang komentar atau like nya masuk di beranda kita, jadi terlihatlah aku sama teman-temannya si sidqy ini yang udah pacaran. Adikku ini umurnya masih sebelas tahun, jadi ya teman-teman dia range umurnya 10-13 tahunanlah ya.
Ingatanku langsung kembali ke jaman-jaman SD, aku mengingat apakah di jaman itu aku juga sudah mulai suka-sukaan sama lawan jenis atau ngak? Dan jawabannya aku pernah. Ketawa sendiri sambil nyuci piring di dapur.
Aku juga, beberapa kali lihat artikel-artikel yang seperti mengecam anak-anak SD,SMP berpacaran. Mereka –netizen- berkata “belum pantas” ataupun “tua sebelum waktunya”. Malah bagiku itu normal saja. Bukan karena aku juga cinta monyetan di masa mereka juga, tapi ya kalau kamu dulu belajar biologi disekolah, itu adalah hal yang wajar. Hormon mereka berkembang, pemikiran mereka juga berkembang, mereka ingin tahu ini itu,rasa suka itu gak bisa dipaksakan, dia datang tiba-tiba.  Melihat lawan jenis yang rupawan, pintar pulak, sama-sama punya rasa suka yang sama, wajarlah kurasa mereka suka-sukaan.
Ini bukan terjadi hanya di Binjai, ataupun di Indonesia saja. Di bumi belahan manapun, kurasa hal ini terjadi. Sok tau ulan? Gini aja, coba lihat komik-komik Jepang misalnya saja komik hai miiko, yukko dan kenta sudah pacaran dari kelas lima SD, bagaimana dengan doraemon, nobita sudah suka dengan shizuka di umur SD. Kamu nonton film keluaran dari Amerika maupun Eropa tentang petualangan yang pemainnya anak kecil, biasanya ada tuh anak kecil yang saling suka-sukaan juga. Nonton drama korea yang sahabatan dari kecil, ternyata udah salah satunya sudah suka dari kecil sama temannya ini, terus ketika remaja mereka menyatakannya. Itulah hidup saudara-saudara. Hal ini wajar.
Kalau kamu masuk dibagian yang ‘mengecam’, coba kamu ingat-ingat dulu, kamu mulai punya rasa yang lebih ke lawan jenis itu kapan? Dari TK? Yaudah, kenapa malah aneh lihat anak kecil pacaran. Itu hanya perasaan kamu yang sudah merasa lebih dewasa, lebih besar dari mereka, makanya kamu sudah melupakan apa yang sudah kamu rasakan dulu dan menganggap umur kamu yang sekarang itulah yang pantas, bukan umur mereka.
Sekarang yang kulihat, mereka –netizen- yang mengecam tidak senang dengan tingkah anak-anak itu yang ngeposting tulisan-tulisan bak orang dewasa yang sedang kasmaran, atau memamerkan kontak fisik mereka di sosial media.
Kita flashback yuk. Coba ingat-ingat dimasa kamu dulu, kamu melakukannya juga kah? Misalnya menulis di meja kelas kamu pakai tipe-x nama orang yang kamu suka dengan lambang hati? Atau menuliskan namanya di dinding jembatan di dekat rumah pakai pilok? Atau menunggu dia dan memberikan surat di parkiran sepeda –kalau gak berani ketemu langsung, ngirim surat dan diletakkan di laci mejanya? Atau sengaja datang pagi-pagi cuma untuk menulis di papan tulis nama dia? Atau menuliskan perasaanmu di diary yang ada mikes makesnya dulu? Atau saat kamu ulangtahun ada seseorang yang menjadi sorotan teman-temanmu dan kamu di ‘ciee ciee-in’? Jadi apa bedanya? Bedanya saat itu belum ada sosial media dan yang mengetahui hal itu hanya kamu, dia, teman-teman satu sekolah, dan guru di sekolah. Ngomong-ngomong, masa ini menyenangkan ya.
Kok serasa ulan pro ya ke anak-anak SD SMP pacaran? Oh, tulisan ini belum selesai , teman.
            Apakah aku yang sudah jadi orang dewasa, gak geli ngeliat mereka –anak-anak SD SMP- mengumbar kemesraanya? Geli lah. Mengingat masa lalu yang seperti mereka ini pun ulan dah malu sendiri. “Kok bisa dulu aku begitu” pikirku kan.
            Aku juga sering ngeliat, ibu-ibu muda jaman sekarang yang kebetulan masa gadisnya aku sudah mulai punya ingatan, ibu-ibu menegur dan ngatai anak-anak yang mulai suka-sukaan, hai ibu-ibu muda, aku pernah mergokin kamu pacaran loh. Hahahahaa.

Masalahnya dari pacaran.

            Semenjak aku sudah remaja menuju dewasa, banyak kejadian yang di alami orang lain yang menjadi pelajaran untukku. Misalnya, ada teman yang married by accident, ya itu, mereka menikah karena si cewek hamil deluan (dalam opini ini, bukan karena kejadian criminal seperti pemerkosaan, kembali ke judul yaitu pacaran), apalagi salah satu atau keduanya di umur wajib sekolah. Aku sih yang saat itu masih sekolah juga, membuat bentuk pemikiran bahwa hal itu tidak baik. Aku berpikir hal yang sederhana, hal itu akan mengecewakan orangtuaku, membuat malu nama keluargaku, kehidupan sosialku akan terus bergeming suara dari orang sekitar ‘aku kotor’, akan menghancurkan cita-citaku, dan masa depanku hanya akan menjadi ‘ibu’ ataupun ‘ayah’ dengan masa lalu yang kelam. Apa yang mau aku contohin nanti ke keturunanku kelak? Sedangkan seorang ibu adalah sekolah pertama untuk anaknya kan? Seorang ayah adalah pelindung untuk anaknya kelak dari jahatnya dunia?
            Yang di permasalahkan masyarakat, yang notabennya sekarang berumur dewasa adalah gaya pacarannya. Lihat sajalah anak-anak itu mengumbar foto-foto mesra layaknya orang dewasa, memamerkan lekuk bentuk dadanya, memamerkan kontak fisik yang mereka lakukan, misalnya ciuman, pelukan, memberikan komentar dengan bahasa dewasa maupun bahasa yang tidak pantas dituliskan. Hal itu salah. Wahai adik-adik yang kepo dengan tulisan kak ulan, ingat, hal ini salah! Kalian jangan melakukannya. Ketika kalian nanti sudah dewasa dan melihat postingan yang kalian kirim, itu akan membuat kalian malu, menyesal dan perasaan tidak enak di hidup kalian.  (ngomong-ngomong anak-anak sekitar rumahku sekarang keren, mereka punya facebook dan sering kepoin sosial media orang lain dan orang-orang dewasa di sekitarnya. Mereka membuatku mengingatkan untuk memposting hal yang baik yang kemudian hari mereka bisa jadikan pelajran hidup).
            Anak-anak kecil itu mengatakan kalau ditegur “emakku kolot, kampungan, gak tau sosial media, gak tau trend jaman sekarang” ya, mereka memang gak tau. Mereka tidak secepat kalian dalam mengikuti perkembangan teknologi, mereka butuh waktu untuk menyusaikan. Bukan karena mereka tidak pintar, tetapi karena memang kemampuan produktif manusia ini ada masanya, kalian juga akan merasakan hal itu –berkurangnya kemapuan produkti- juga kelak.
            Aku juga tidak menyalahkan anak-anak ini. Mereka butuh bimbingan orang dewasa dalam menjalani kehidupan. Tidak bisa di lepaskan begitu saja. Aku? Ya dulu juga pernah kelepasan di sosial media tanpa bimbingan dari orangtua. Tapi, tidak butuh waktu lama aku sadar karena ada kakak-kakakku yang saat itu sudah dewasa ternyata memantauku dari sosial media mereka juga. Mereka mengingatkanku kalau aku terlalu berlebih dalam menggunakan sosial media. Selanjutnya, aku juga melakukan hal yang sama pada adikku, mengingatkan dia bahwa tidak semuanya harus di umbar di sosial media. Jangan terlalu membiarkan dunia mengetahui hidupmu. Begitu. Aduh, jadi ngawur. Oke kembali ke tema.
            Jadi, para orangtua, jangan sampai kelewatan apapun yang dikerjakan anakmu. Pacaran salah memang, tidak ada benarnya. Tapi, Aku yakin pasti dulu kalian juga pacarankan? Merasakan senangnya punya seseorang yang kamu anggap spesial. Kamu deluan merasakan baik-buruknya pacaran itu, aku yakin kamu tahu. Jadikanlah itu pelajaran untuk mendidik anakmu. Arahkanlah dia ke hal yang lebih positif dalam menyalurkan rasa suka pada lawan jenis. Aku bukan mengajari, tidak. Aku belum punya anak saat tulisan ini kubuat,tapi aku hanya miris saja dengan kelakuaan anak-anak SD SMP.
            Dulu aku, saat sedang suka-sukaan sama lawan jenis, aku menuliskannya. Teman-temanku hanya tahu orang yang kusuka, bagaimana perasaanku, hanya aku tuliskan dalam selipan-selipan catatan pelajaranku, sampai halaman belakang buku pelajaranku. Aku tidak terlalu romantis yang menuliskannya di jembatan, pohon atau di pasir putih pinggir pantai. Dan sekarang semua tulisanku menghilang karena buku catatanku sudah ku buang setelah aku tidak melanjutkan jurusanku saat sekolah.
Aku memposting perasaanku juga di facebook (facebook trend masa itu) , hanya untaian kata yang membuatku banyak dapat like dan komen. Membuat sisi sastraku dulu diakui banyak teman, membuatku terkenal di sekolah karena kata-kataku yang manis. Itulah aku dulu. Eh, kok pamer ya.
Sebenarnya Ibu, Bapak, baik yang melahirkan yang merawat yang mendidik, anak-anak itu manusia yang masih polos. Aku akan kasih sedikit cerita, saat aku sedang on the job mengambil gambar anak-anak di beberapa kegiatan, aku sering mendapati mereka mengacungkan jari tengah kepadaku untuk aku ambil gambarnya. Aku kesal, tentu saja karena aku tau arti dari tanda tersebut. Aku Tanya ke mereka dengan perasaan kesal, mereka tahu gak apa arti dari symbol itu, dan mereka menjawab “ini pose keren jaman sekarang kak” dan mereka mengira aku ini gak ngikutin trend pose jaman sekarang. What!!! Dari sini, terlihat kan kalau anak-anak kecil ini gak tau apa-apa tanpa didikan kita orang dewasa.
Anak kecil itu selalu ingin terlihat seperti orang dewasa. Maksudku gini, ketika ponakanku melihatku cantik dengan lipstick, dia akan mencoba memakai lipstick di bibirnya secara diam-diam. Bukan karena dia genit, tapi dia melihat hal itu akan membuatnya membayangkan dirinya cantik seperti aku dimatanya. Kalau aku memarahinya karena coba-coba pakai barang orang dewasa, dia akan menjadi takut tapi tetap penasarankan? Nah, aku yang sudah mulai dewasa ini menjelaskan padanya, pakai lipstick ini akan terlihat cantik bagi aku yang sudah dewasa karena aku sudah tidak punya kecantikan kulit anak kecil lagi. Aku tidak tahu ini berhasil atau ngak, yang pasti ponakanku berkata ‘bearti kalau udah besar kayak ibu ulan, kakak baru boleh pakai lipstick’ kurasa dia mengerti apa yang ku ucapkan bukan?
Nah, langsung tidak langsung, mungkin mereka melihat orang sekitar atau dari sosial media apa yang tengah mereka lakukan sekarang. Misalnya lihat poto swag ala selebgram terkenal dan selebgram mendapatkan like dan uang yang banyak dari postingan itu serta menjadi terkenal, anak kecil melihatnya ‘itu hal yang bagus’ sehingga mereka menirunya. 
Inilah peran dari orang tua, dan kita orang dewasa lainnya yang sebenarnya secara tidak langsung memberikan pengaruh yang buruk tetapi tidak di ketahui anak-anak bahwa hal itu buruk bagi mereka.
Suatu ketika aku membaca peraturan tentang hukuman terhadap anak, yang salah satunya berisi hukuman (kalau gak salah bahasanya) bahwa sang anak dikembalikan ke masyarakat. Kenapa masyarakat? Karena masyarakat (khusunya di lingkungan tempat tinggal sang anak) mempunyai kewajiban juga untuk menjaga anak tersebut karena dianggap masyarakat adalah orang dekat anak tersebut karena mereka mau tidak mau berinteraksi secara langsung pada si anak. Makanya ada istilah, lingkungan mempengaruhi hidup seseorang. Jelaskan! Walau bukan anak kandung, semua anak berhak mendapatkan contoh yang baik dari semua orang dewasa. Jadi kamu orangtua, jangan marah kalau anakmu di tegur sama aku atau orang lain ketika mereka salah atau melakukan hal yang buruk, karena itu kewajiban kami juga, sang orang lain yang sudah dewasa.
Terus, bagi orang tua, aku tidak tahu apakah kamu orang yang taat beragama atau tidak, yang pasti pendidikan agama itu penting. Pendidikan agama bukan hanya mengisi otak, tetapi juga memberikan makan bagi hati dan jiwanya. Ketika apa yang mereka pelajari, mereka memiliki rasa takut, hal ini akan masuk kedalam hatinya lalu kemudian jiwanya akan menolak bila suatu saat mereka ingin melakukan hal yang buruk.
Kemudian, ajarkanlah pada anak bagian-bagian tubuh yang boleh disentuh dan mana tidak boleh disentuh orang lain. Mana bagian tubuh pribadi yang harus dijaga, dan mana bagian tubuh yang harus di sembunyikan. Sekarang tidak susah kok mencari informasinya. Pemerintah sesuai bidang masing-masing sudah membuat lagu yang menyenangkan untuk mendidik hal ini. Tinggal cari di youtube ataupun google, dan kamu tinggal download.
Kemudian, ajarkanlah bahwa masa depan itu penting. Jangan sampai ada hal buruk yang menghancurkan jalannya masa depan sang anak. Kasih tau juga sebab dan akibat dari mereka bila melakukan kontak fisik yang mereka lihat. Jangan tunggu sampai kamu memergoki anak-anakmu melihatnya diam-diam atau telah melakukannya, kasih tau saja saat sedang santai saat kamu teringat.
Dan lagi, dari pengalamanku sendiri, sekarang memang sudah banyak orangtua yang bagaikan sahabat dengan anaknya. Dimana anaknya daripada cerita tentang kehidupan mereka pada temannya, lebih senang menceritakan keluh kesahnya pada orangtuanya. Ini membuat anak terbuka dan merasa diterima. Tapi, ada juga hal-hal seperti itu kadang masih tabu untuk diceritakan pada orangtua, kecuali untuk anak yang sudah dewasa. Karena, mereka merasa bahwa orangtuanya tidak akan mengerti tentang hati mereka, merasa bahwa orangtuanya akan menganggap mereka bagaikan anak kecil terus. Dan kadang, pengakuan kepada anak bahwa mereka sudah tumbuh lebih dewasa akan membuat anak lebih semangat dan lebih menjaga dirinya dari hal-hal buruk diluar sana. Karena, mereka merasa tanggung jawab sudah berada di tangan mereka sendiri. Berat ya PR  orangtua jaman now.

Nah, sekian dululah cerita tentang anak kecil yang pacaran ini. Aku bukan mengajari atau apa gitu, aku hanya ingin mereka menjadi baik, masa depan mereka cerah gembira dan mereka mengetahui bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan di masa depan.

Sekian.


Fyi: Pacar berarti inai, jadi pacaran berarti berinai.

Mencintai diri sendiri

Assalamualaikum

                Ini sebuah cerita singkat yang muncul dari cerita di dalam mobil dengan bang Ipan. Bang Ipan ini kayaknya sering kali ya masuk di cerita ulan? Ialah. Sejak kuliah, bang Ipan sudah ngantar jemput ulan dari Binjai ke Medan. Dulu –sebelum jalan tol Binjai Medan aktif- dalam satu hari ulan berada di dalam mobil rata-rata selama 3 jam perhari bersama bang Ipan. Gak mungkin kami diam-diaman aja kan? Akhirnya kami sering cerita-cerita dan kadang bang Ipan suka nasehatin juga tentang kehidupan.

                Nah, kemarin hari selasa, saat jalan pulang dari bandara KNO ngantar ibu mau pergi perjalanan dinas ke JKT setelah panjang pembicaraan bang Ipan nanya. “apa yang ulan gak suka dari diri –fisik- ulan?”
                Pertanyaannya sepele memang dan tidak butuh waktu lama untuk ulan menjawab, “gak ada.” Bang Ipan nanya kenapa dan menjelaskan badan cewek berisi lebih disukai orang terutama cowok, terus penjelasan saya.
                “Ulan suka dengan semua yang ada di diri ulan. Ulan suka mata ulan yang cipit ini, ulan suka hidung ulan yang gak maksimal dan gak minimalis ini, ulan suka bibir ulan, ulan suka dengan telinga caplang ulan, ulan juga suka tubuh ramping ulan. Terus, ulan tahu memang orang-orang sering bilang ‘gemuk dikit lagi aja ulan, cantik kali’. Nah, ulan pingin jadi gemuk –pingin kali pun, punya badan yang proporsional biar kelihatan enak di pandang orang. Gak di ejek orang kurus lagi. Tapi gimana? Ulan udah berusaha makan banyak, ikutin saran orang makan malam sebelum tidur, olahraga, banyak tidur, minum pil ini itu, minum susu, sampai minum minyak ikan hiu pun ulan pernah. Kurang serem apalagi coba.
                Tapi, mau sekeras apapun ulan berusaha kalau memang ya gini maunya badan ulan, mau buat apa ulan. Bukannya ulan gak berusaha, sampai sekarang pun ulan masih berusaha, tapi dengan cara yang beda. Sekarang Ulan berusaha untuk mencintai diri ulan dengan makan teratur, olahraga, intinya ulan tidak memaksakan diri buat jadi gemuk. Kalau memang udah saatnya gemuk, pasti gemuk juganya ini badan.
                Orang-orang senang berteman dengan ulan bukan karena penampilan fisik ulan bagus, kan? Mereka suka sama ulan ya karena sifat ulan mungkin baik bagi mereka, ulan cocok ngobrol, bergaul, gak jaim sama mereka.  Dan lagi, kalau ada cowok yang suka sama ulan, gimana pun keadaan fisik ulan, ya gini yang dicarinya dan ini tipenya. Pasti dia suka sama ulan karena memang apa yang ada dalam diri ulan.”

                Dalam hati ngomong sok bijak kali owe! Narsis bangeeet ya. Tapi memang begitulah kenyataannya. Ulan pernah di masa terobsesi gemuk, dan ini sejak SMA sampai akhir S1. Terus mikirkan, segini kerasnya buat gemuk –pokoknya merasa udah keras kalilah perjuangan menggemukkan badan bertahun-tahun ini, tapi kok badan ini bandal gak mau gemuk. Mikirin apa kata orang juga gak buat gemuk, yaudahlah, apa adanya aja. Kan orang punya masalah beda beda yakan?
                
                Dan akhirnya, inilah ulan yang sekarang. Tidak terobsesi gemuk lagi. Sekarang saya hanya merawat apa yang sudah di berikan Allah SWT. Wajah yah, rajinlah di bersihkan pakai facial foam, pakai toner sama night cream, Kalau siang pakai daily cream yang ada spf nya, kadang pakaikan masker. Untuk kulit, yah sebulan sempatinlah sekali dua kali di minyakin pakai minyak khusus badan supaya bagus –ulan gak bisa pakai handbody, mandi yang bener supaya gak bau badan, sikat gigi minimal satu hari dua kali kalau banyak makan manis lebihinlah acara sikat giginya. untuk rambut, rajin jugalah dirawat, gak usah ke salon terus, pakai aja apa yang ada di dapur (minyak makan, lidah buaya, jeruk nipis, apa aja yang baik buat rambut). Makanlah yang baik-baik, jangan terlalu sering jajan. pakailah pakaian yang bagus, kadang pakaian menentukan kita menarik atau ngak. Jadi, para pembaca kalau punya masalah yang sama, coba pikirkan dengan cara yang berbeda agar mendapatkan hal yang terbaik untuk diri kita sendiri. 

                Dan satu lagi yang sedang ulan jalankan, berusaha buat positif thinking.


Sekian. 

Kisah di 2017 part 3

Assalamualaikum.
                Pagi ini mendung, dan mendung selalu punya cerita.
                Postingan kemarin ulan bilang next akan cerita tentang religi, kayaknya hasilnya nanti gak terlalu regili, hanya cerita tentang saya yang menemukan kenyamanan. Berat ini soalnya, saya agak takut nulis tentang sesuatu yang menyangkut agama, karena saya masih dalam proses belajar.

oke, Saya mulai.

                Tahun ini, saya dapat banyak pengalaman, dari pengalaman berteman, pengalaman falling in love lagi, pengalaman mendapatkan sifat teman yang lumayan gak disuka, pengalaman gagal dalam ujian cari kerja, pengalaman apa lagi ya… mungkin akan berlanjut sampai desember nanti dan seterusnya dan seterusnya.

                Jadi, saya bersyukur kepada Allah selalu diberikan teman yang (hampir) selalu baik. Mereka rajin mengingatkan kan kalau saya salah, bertanya kabar, mengajak beribadah, menceritakan hal baik dan buruk untuk menjadi pelajaran hidup. Perjalanan saya menemukan kenyamanan ini, mereka salah satu penyebabnya. Dan, saya menyadari kalau teman-teman saya sayang kepada saya, dan saya kadang merasa bersalah karena tidak bisa memberikan rasa sayang yang sama dengan teman-teman. Maafkan ulan ya we.
                Dasarnya dulu, saya bukan orang yang rajin beribadah, rajin dengerin ceramah, rajin puasa, berbuat baik pada orang lain, malah singkat cerita saya agak individualis yang berarti saya sedikit liberal. Jadi yang penting saya bebas, masa bodoh dengan kata orang yang penting senang, itu aja. 

               Kalau cerita religi, perempuan banyak certa tentang jilbab, sayangnya ini bukan cerita tentang jilbab. Saya memang memakai jilbab kalau di kampus, tapi beberapa kali melepas jilbab saat jalan bareng teman. Saya dulu pernah posting tentang alasan saya memakai jilbab, tapi saya hapus. Kok dihapus? Karena, saat saya menulis postingan itu dulu, saya mantap memakai jilbab walaupun niatnya hanya untuk ke kampus saja, tetapi rasanya tidak enak ketika saya menyadari kalau postingan saya di instagram keseringan tidak pakai jilbab. Dan saya rasa tidak sejalan kan dengan yang ditulisdan yang di post di ig. Kok rasanya aneh gitu. Nah, selanjutnya saya hapus, karena merasa aneh juga. Kadang banyak orang -saya juga masih melakukannya sampai sekarang tulisan ini saya buat- yang kalau keluar dekat dekat rumah tidak pakai jilbab, misalnya ke warung, ke indomaret, jajan bentar keluar, ke pasar, pokoknya ketempat yang tidak perlu memikirkan gayalah. Saya merasa aneh saja. Tapi, Inshaallah akan berubah dengan lebih rajin pakai jilbab dan berusaha yang terbaik karena pakai jilbab wajib ya kan. 

                Nah, awal tahun ini saya berpikir, apa yang saya cari ketika semua rencana besar saya gagal terjadi. Saya jatuh disuatu titik bosan, malas, gak punya rencana, dan mengakibatkan saya malas bersyukur pada Allah SWT. Yah, intinya saat itu saya kesal padaNya karena memberikan saya bayangan, rasa, rencana dimana saya berusaha menggapainya tapi Dia tidak memberikan saya kesempatan untuk mendapatkannya. Dan yang mengesalkan buat saya, saya tahu tidak ada yang bisa mengabulkan semuanya kecuali Allah SWT. Nah gimana tuh? Saya kesal padaNya tapi hanya pada Dia saya dapat meminta.
                Dan diatara kegalauan tersebut, saya ikut volunteer di suatu aktivitas –di post kisah di 2017 part 1. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, kegiatan ini membuat saya banyak banyak bersyukur dan bahagia luar dalam saat itu.
                Dari kegiatan itulah saya punya lagi tujuan hidup, merasa masih ada yang harus saya kerjakan, punya semangat lagi, jangan mau kalah sama anak SD, dan saya merasa Allah SWT sudah terlalu baik pada saya daripada dengan orang lain. Jadi, apakah saya masih tidak mau bersyukur?

                Selanjutnya, saat Ramadhan tiba. Selama hidup ulan, Ini Ramadhan terbaik, Alhamdulillah ya. Disini saya berusaha memaksimalkan semua yang saya punya dan yang saya bisa lakukan. Dan apa yang ulan lakukan dan kerjakan saat Ramadhan kemarin, wajib sebenarnya, tapi rasanya menyenangkan dan saya menikmatinya. Saya merasa damai dan merindukannya lagi lagi dan lagi.  Ternyata, kemana saja saya selama Ramadhan yang lalu –walaupun Ramadhan masa kecil saya saaaangaaaaaaat menyenangkan, karena konten saat anak-anak dan dewasa berbeda loh.
Di Ramadhan ini saya akhirnya menjalin lagi komunikasi sama beberapa orang yang tidak cocok dengan saya, dan saya pernah merasa bahwa tidak akan pernah berteman lagi dengan mereka, tapi kenyataannya, di Ramadhan ini saya berkomunikasi kembali dan hubungan jadi baik kembali.
                Lebaran juga menyenangkan, lebaran tahun ini ulan merasa jadi lebih dekat dengan teman-teman ulan -teman? mereka lebih daripada teman, ulan sebut mereka 'sahabat'. Walaupun kadang suka lupa waktu jalan bareng mereka, tapi ulan mendapatkan cinta yang baik dari mereka.  Kok gak bareng keluarga lebarannya? Sejak kakak-kakak ulan nikah, yah im alone… mereka kan pergi ke rumah mertua masing-masing, dan keluarga banyak di padang ayah ibu juga pulang ke padang beberapa hari lebaran dan keluarga yang di binjai hari pertama sudah pada ketemu.
                Dari kebahagiaan dan kesedihan yang ulan rasakan di tahun ini, ulan merasa jadi lebih positif sih. Banyak juga pelajaran yang ulan dapat. Dan  ulan  merasa, Allah baik banget ngasih ulan banyak orang baik, banyak orang yang sayang sama ulan yang kapan ulan sedang butuh mereka siap pasang badan buat saya, gak kekurangan dalam bidang ekonomi masih bisa makan berkali-kali dalam satu hari dan mau beli lipstick masih ada duit.

terakhir..

Yang saya sadari ketika saya bersedih, maka hal yang membuat saya bersedih memang bukan hal yang baik buat saya dan kemudian hal itu membuat saya kembali bahagia karena ternyata saya menjauhi hal yang tidak baik.


Sekian dulu. 

Kisah di 2017 Part 2

   Assalamualaikum. By the way, kali ini ulan post hal yang baru saja ulan pikirkan padahal ada beberapa draft yang siap untuk up. Dan ulan berharap untuk yang kali ini, kedua kakak ulan dan abang ipar ulan gak kepo dan ngebaca tulisan ini sampai habis. Hahaha. Em so shy.
  Oke, seperti post sebelumnya, ulan bilang post selanjutnya akan tentang ‘hati’.  Oke, you right, ulan akan cerita cinta-cintaan now.
  Dan, ulan nulis ini sebagai kenang-kenangan di masa depan. Misalnya, si ulan berumur 40an sudah punya keluaga dan pekerjaan yang bagus, ulan rindu pada masa si ulan yang belasan dan 20an tahun ulan akan membuka lagi postingan ulan dan berkata “oh, aku pernah nulis dan merasakan hal ini saat itu”. Dan juga, ini perjalanan hidup, tidak akan ada orang yang menyalahkan jalan cerita ulan karena ini adalah kenangan.
  Dan untuk ‘Kamu’ Pria yang saat membaca ini sudah bersama dirikuh, tenanglah sayang, aku padamu. (eseeeeeeh gedeh , romantisnya owe)
  Jadi, tahun ini ulan menyukai seseorang. Sesungguhnya ulan adalah orang yang susah untuk punya hati dalam arti yang dalam ya sama orang. Memang kalau kalian kenal ulan di dunia nyata, akan menemukan bahwa ulan terlihat sebagai wanita yang mengagumi cowok good looking. Dan mulut ulan akan selalu mengatakan ‘waah, ganteng kali’. Tapi sejujurnya itu memang hanya di mulut, tidak sampai jatuh terlalu dalam ke hati.
  Sesungguhnya, ulan adalah orang yang jarang cerita tentang hati apalagi cinta-cintaan, di rumah hal itu tabu untuk diceritakan, jadi sama ibu pun ulan gak pernah cerita tentang cinta-cintaan. Ulan kadang hanya cerita pada seseorang yang ulan rasa punya pemikiran yang bagus dan mulutnya bisa di rem untuk gak cerita pada orang lain (khususnya yang ulan kenal, kalau sama keluarganya ya okelah, lagian gak begitu kenal juga sama keluarganya). Dan lagi, ulan tipe yang kalau sedih atau apa gitu suka di tutupin. Kadang sakit, ulan bilang tak apa, kadang sedih ulan bilang juga tak apa. Mungkin karena ulan tak mau terlihat menyedihkan di depan manusia lain. Ulan hanya mau mereka berpikir ‘ulan baik-baik saja’. Beda dengan marah, kalau marah memang ulan tak bisa menahannya. Kalau dalam emosi bathin yang menggelora untuk marah, ulan tak bisa menahannya sampai harus tidur atau dibawa sampai hari berikutnya. Eh, kok ngomong gak sesuai judul ini tiba-tiba. Hahaha.

Lanjut cerita.

  Jadi, ulan menemukan sesuatu dari pria ini. Dia punya rencana untuk hidupnya ke depan, dia menyayangi ibunya dan menjaga hubungan baik dengan saudara-saudaranya, dia beberapa kali ada disaat ulan sedang tidak enak hati, dan dia bagus dalam agamanya dan masih terus belajar. Tapi itu hanya alasan ulan menyukainya, sesungguhnya ada hal yang lebih besar yang ulan sukai, tapi ulan tak bisa menggambarkannya dengan kata-kata.
  Yang ulan kesal adalah ulan terlambat tahu dan ulan terlalu menjaga jarak. Seperti tadi yang ulan katakan diatas, ulan hanya ingin orang tahu ‘ulan baik-baik saja’ sehingga ulan beberapa kali menemukan diri ulan menjaga jarak dari orang-orang terdekat ulan. Ulan tak bisa blak-blakan ngomong tentang diri ulan pribadi sama orang lain.

Akhirnya gimana Lan? Ulan sama dia jadian?
  Enggaklah. Dia teman ulan dan ulan gak mau ada yang berubah -saat ulan menulis ini-. Ulan gak tahu ini suka cinta-cintaan atau hanya kagum, yang pasti adalah ulan suka. Dan dia juga have someone who he waiting for, dan ulan mengetahuinya jauh sebelum menyadari ulan suka dengannya, dan mengganggu hubungan orang tak baik menurut saya.
  Dan ulan bersyukur bahwa tahun ini mempunyai rasa yang menyenangkan, rasanya ‘oh ternyata aku manusia biasa, yang karena hal-hal kecil bisa menyukai seseorang.’ Dan ulan berterimakasih kepadanya yang mungkin tanpa sepengetahuannya,dia menyadarkan ulan kalau I am just a human.

Oke, tahun ini memang banyak cerita, next inshaallah ulan bakal cerita pengalaman religi ulan yang banyak merubah ulan.
Sekian dulu. Wassalamualaikum


Kisah di 2017 part.1

Apa yang telah aku dapatkan selama beberapa bulan di 2017 ini.?
Ya, ulan menemukan banyak hal menyenangkan selama tahun 2017 yang berjalan sekarang. Oh iya, ulan proudly present  di instagram dalam akun gadungan fotografer. hehehe.

Pertama, ketika ulan ikut serta dalam Kelas Inspirasi Binjai Raya #2. Tadinya baca tentang kelas inspirasi ini dari facebook yang menandai dan ditulis beberapa teman SMA. Karena lagi nganggur dan yah tidak ada kerjaan di rumah, dan libur kuliah… yes, ulan mendaftar sebagai relawan dokumentator. Kebetulan ketua panitanya saat itu teman di SMA dulu, jadi link dan info-info langsung minta ke doi via line.

Tadinya, ulan pikir, yah Cuma ambil gambar saja, terus upload-upload tak ada ruginya. Ternyata, di hari H ulan malah ikut masuk ke kelas sebagai inspirator dadakan. Setelah brief paagi dengan salah satu inspirator senior di wilayah Sumatera Utara, dia Cuma minta kami (Ulan dan seorang lagi relawan dok, Intan namanya) untuk masuk ke kelas agar suasana tidak kosong berhubung Cuma ada tiga orang inspirator, dua orang fasil dan dua orang relawan dok. Jadi, bergantian diriku dan Intan masuk ke kelas. Kalau ulan masuk kelas, intan ambil gambar, intan masuk kelas ulan ambil gambar. Link video Klik di sini.

Dari Kelas Inspirasi ini, ada bebeapa hal yang ulan syukurin dalam hidup. Pertama, ulan bersyukur untuk hidup dengan semua kelebihan dan kekurangan, ulan bersyukur punya orangtua seperti ayah dan ibu, ulan bersyukur bisa sekolah yang bagus. Dan yang paling ulan sadari, dalam hal pendidikan di sekitar ulan, banyak hal ternyata di sekeliling ulan yang terlihat sempurna, tapi nyatanya hanya kamuflase belaka.

Kedua, setelah KIBR #2 ulan diajak untuk ambil bagian sebagai fasilitator Dokumentasi Kelas Inspirasi Medan #3 .  Wow, ulan bertemu orang-orang baik disini yang sedikit banyak membuat ulan berpikir masih banyak orang baik tanpa di bayar mau lelah lelahan untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anak Sekolah Dasar.

Oh iya, sebenarnya kalau kalian lihat di youtube dengan keyword kelas inpsirasi, banyak yang muncul sekolah-sekolah yang terlihat bagus kan? Ada juga sih beberapa sekolah yang tampak fisiknya tidak bagus, tapi tak banyak. Nah, di KIM #3 ini, mereka (kenapa mereka? Ulan di bidang fasil dokumentasi, ada fasil bidang lain yang mengurusi soal sekolah yang akan di kunjungi dan bukan Ulan) mencari sekolah dengan tampak fisik yang tak baik serta keadaan ekonomi keluarga siswa SD yang kelas menengah ke bawah.

Singkat cerita, disini lebih lagi memberikan ulan pelajaran hidup. Masih ada ternyata sekolah dengan tidak adanya toilet, dan kami menemukan beberapa siswa yang buang air itu sembarangan. Dan sekolah pun berada di lingkungan perumahan siswa. Bayangkan, halaman sekolahmu dan halaman rumahmu itu sama, bayangkan peliharaanmu bisa berkeliaran di sekolahmu. Bayangkan lagi, ibumu bisa kapan saja mengecekmu disekolah karena jendela kelasmu dan jendela rumahmu berseberangan. Lucu memang kalau kamu baca ini sekarang, tapi kalau kamu menjadi Ulan disaat itu, aku merasa agak miris. Yah bisa di bilang ‘ini kota metropolitan dengan mall berdiri megah disana sini, tapi masih ada sekolah yang tak layak pakai.’  Link video bisa di buka disini dan ini .

Selanjutya, Pekan Inspirasi Medan menjadi pengalaman paling asik. Tidak banyak, ini hanyalah pameran foto yang disponsori oleh beberapa pihak. Kami mengadakan pameran foto dan acara-acara seru untuk menarik minat orang-orang untuk memberikan sumbangan berupa uang, keperluan sekolah, atau apapun yang dapat membantu sekolah-sekolah terpilih yang paling membutuhkan. Awalnya kami prihatin karena sekolah yang ulan kunjungi tak punya toilet, ada bangunan toiletnya tapi tak layak pakai. Pekan inspirasi bisa di lihat disini.

Nah, selanjutnya Ulan akan post pengalaman ‘hati’ ulan di sepanjang 2017 ini. 

Goj*k VS B*cak

   Karena Kampung Lalang macetnya yaampun, Ulan memutuskan untuk berangkat ke kampus menggunakan Kereta Api. Sebenarnya gak masuk area kampus dan kalau naik angkot harus mutar jalan lagi, tapi beruntunglah abang Gojek dan abang Gocar serta abang Grab membantu perjalanan hingga ulan sampai dengan selamat di kampus.
   Kenapa ulan pilih naik kendaraan online tersebut? Harganya muraaaaaaah sekali. Yah, untuk kantong mahasiswa s2 yang sudah mulai segan minta jajan banyak banyak ke ibu, sangat membantu lah.
    Kenapa gak naik becak atau angkot, Lan? Karena, naik becak mahal, terus nanti tukang becaknya jalannya ngelawan arah, singkat kata, ulan gak tenang selama perjalanan, walaupun ada juga tukang becak yang bawa becak aman-aman saja, tapi ongkosnya tetap aja ngenyakitin kantong.
   Nah, naik taxi?  Ulan juga keberatan di ongkos. Pernah dari stasiun ke kampus ulan kena ongkos 50an ribu lebih.
   Naik angkot?Mutar-mutar dan sering berhenti. Yah, namanya juga angkot butuh sewa kan, kadang gak cocok sama jadwal kuliah. Murah sih ongkosnya.
  Jadi, sekarang sering sekali kalau lagi jalan bersama driver-online mereka curhat tentang kegelisahan tentang tindakan tidak menyenangkan dari abang becak kepada tim mereka. Mereka juga meminta pemerintah turun tangan untuk mengatasi perselisihan yang sudah menjurus ke kerasan.
   Namanya cari uang. Ulan melihatnya seperti di pajak (pasar), kalau kamu mau beli ikan, maka sepanjang blok tersebut penjual ikan semua tinggal pilih mau beli dimana, mau beli sayur mayur, mereka para pedagang berderet semua menjual sayur mayur sejenis. Toh, mereka aman-aman saja gak berantam heboh.
  Sekarang tinggal konsumen mau milih yang mana. Yah, ulan sebagai konsumen, pastinya akan mencari yang murah dan aman untuk ulan pakai jasanya. 

   Ulan cuma bisa berdoa, semoga pemerintah segera memberikan solusi untuk perselisihan antara kendaraan online dengan abang becak. Karena, sebagai konsumen, ulan juga ikut khawatir terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.

Hal Sepele bisa jadi sebuah Pelecehan Seksual! WASPADALAH!


Assalamualaikum.  Halo semuanya, sehat kan? Ulan masih ada janji kan ajak jalan-jalan part 4, coming soon ya.

       Kali ini ulan mau cerita pengalaman kurang menyenangkan saat naik angkutan umum bernama MEB*D*NG! Kalau kamu pembaca dari luar Sumut, MEB*D*NG itu bus seperti transjakarta.
Sejak bulan Mei 2016, ulan udah tak terhitung naik ini kendaraan. Pertama, karena ber-AC, lebih bersih (kadang kalau udah sore ada sampah berserakan juga, tp gak banyak), wangi (kecuali didekatmu ada orang bau badan), dan harganya murah (6ribu rupiah jauh dekat). Pokoknya tak terhitunglah sudah berapa kali ulan naik ini bus MEB*D*NG.
      Tapi memang, jujur saja, kalau di Transjakarta penjaga pintunya ramah tamah (saat ulan naik, begitu keadaannya),melakukan tugasnya dengan baik (misalkan di bus gandeng, ada ruang khusus perempuan, yang cowok beneran gak boleh masuk tuh bus, ditegur sama petugasnya, meminta kursi prioritas untuk tidak digunakan oleh yang bukan haknya dan sebagainya, jangan harap hal itu terjadi disini. Mandirilah!)
     Nah, MEB*D*NG kemarin, keneknya (penjaga pintu-pemberi karcis-pengutip uang bus) melakukan tindakan tidak menyenangkan kepada saya, kita sebut dia kenek kurang ajar ya.  Setelah berkali-kali naik angkutan ini, akhirnya saya merasakan hal yang tidak seharusnya! Padahal saya lumayan sering mempromosikan bus ini ke teman teman lewat social media.
     Jadi begini,tanggal 20 bulan januari 2017, dibus nomor 65** atau 56** (lupa ulan) yang ulan tumpangi dari Pusat Pasar menuju Binjai sudah jalan dan si kenek kurang ajar ini minta ongkos, seperti penumpang pada umumnya saya juga membayar ongkos untuk dua orang (karena Desi –mbaknya Khalila- ikut). Biasanya habis dikasih uang mereka akan langsung memberikan karcis, tp dalam keadaan tertentu karcis diberikan setelah pengutipan ongkos semua penumpang. Yang terjadi adalah setelah semua ongkos di kumpulkan, lalu si kenek kurang ajar ini memberikan karcis.
     Karena tibalah giliran saya yang diberikan karcis, saya menyodorkan tangan minta karcis (hak saya loh diberikan karcis tanda bukti sudah membayar ongkos), tetapi yang terjadi, SI KENEK KURANG AJAR INI MENCOLEK TELAPAK TANGAN SAYA terus tersenyum jahil. Saya tatap dengan marah, mungkin karena lihat ekspresi saya yang tidak senang dia langsung ngacir saja. Saat itu udah kesal dan merasa “ajak ribut aja apa ya”, tapi melihat tidak ada orang melihat kejadian itu (Cuma desi yang lihat, itupun sekilas aja) saya sabar aja. Ulan bukan orang yang mau “berurusan” dengan orang lain. Jadi selama perjalanan ulan sibuk menenangkan hati ulan yang sedang marah.
      Nah, sampailah di halte tugu Binjai. Karena ulan gak pandai lompat karena ada jarak yang cukup jauh dari tangga dan pintu tengah, ulan maju turun dari pintu depan. Sambil nelpon Bang ipan minta di jemput, ulan lihat kenek kurang ajar ini lagi bilang terimakasih pada penumpang. Karena melihat itu cueklah ulan jalan, eh tiba tiba dia maju menghalangi jalan ulan untuk turun tangga dengan ketawa cengengesan. By the way, ulan saat itu PAKAI JILBAB loh. Jilbab ulan terjulur menutupi dada untuk melindungi diri dari mata orang-orang jahat saat itu, baju ulan juga bukan baju ngepas di badan melainkan baju longgar dengan cardigan.
      Nah, kesal karena di permainkan dan serasa dianggap wanita gampangan, ulan teriak “SANA KAU, AKU MAU LEWAT” . di teriakin gitu, kenek kurang ajar ini malah bilang “yah, aku kan bercanda” dengan cengengesan. Gak peduli, ulan bilang dengan nada kuat “KAU DARI TADI KU DIAMIN MENJADI, KAU PIKIR AKU SENANG KAU COLEK KAYAK TADI, KAU PIKIR AKU SENANG KAU GANGGU HAH!” bukan merasa bersalah, malah dia balik teriak sambil jalan kedalam bus “AKU BECANDA KAK” diteriakin ulan makin menjadi marahlah yakan, ntah siapa yang salah, terus ulan teriak sambil sedikit masuk kedalam bus “GAK SUKA AKU, TAU KAU, YANG KAU BUAT ITU SUDAH PELECEHAN! GAK SENANG AKU.” 
     Tukang becak yang mangkal di tugu pun bilang “memang gitu dia orangnya kak, kebiasaan ganggui cewek, laporin aja kak, kirim sms pengaduan”. Yah, maaf kata, ulan gak begitu percaya dengan sms pengaduan, karena ulan gak tau apakah sms itu ditindak lanjutin atau hanya akan tersimpan di inbox, gak puaskan, takutnya si kenek kurang ajar ini bakalan melakukan hal yang sama pada wanita-wanita lain, jadi dia butuh dikasih PELAJARAN BERHARGA. (maaf ya untuk pihak yang berwenang)
    Nah, karena itu, saat bg ipan turun dari mobil ulan minta dia ngasih peringatan dengan kata-kata kepada si kenek kurang ajar tadi. Si supir –yang mungkin atasan dia- minta maaf dan berjanji bakalan ngatur anak buahnya ini biar gak kurang ajar lagi. Eh, si kenek kurang ajar melawan dia. Di bilangnya tetap bercanda, si Ulan yang udah marah sampai mendidih ini kembali teriak sambil ceramah, belum puas marah-marah. Sumpah, saat itu udah gak tau malu lagi ulan. Cuma satu tujuan ulan, buat si kenek kurang ajar ini jadi gak kurang ajar lagi dan jangan sampai dia ganggui cewek lain.
      Disini, ulan mau ngasih sedikit pelajaran untuk kamu perempuan, atau untuk kakaknya, atau untuk adiknya, atau ibu-ibu diluar sana yang mengalami hal yang sama.
 Sebenarnya, dalam hukum (yang ulan pelajari) pelecahan itu bisa dengan hal hal kecil dan sepele, contohnya seperti tadi yang ulan alami, dicolek di telapat tangan, siulan dengan tujuan menggoda, atau sesuatu perbuatan yang membuat kamu merasa risih,  tidak aman, dipermalukan dan merasa harga diri (sebagai wanita) jatuh, itu namanya pelecehan seksual. Hal ini juga berlaku bagi cowok yang digoda cewek ya. Lain cerita kalau orang itu kamu kenal, akrab dan teman kamu melakukan hal itu kamu masih punya rasa aman dan kamu menerima hal itu hanya lelucon, itu baru namanya bercanda.
     Hal sepele lagi, dengan tatapan mata saja, kalau kamu “merasa” tidak nyaman dan timbul rasa tidak aman (dalam artian kamu digoda), risih, malu dan sebagainya tadi, maka tatapan itu juga termasuk pelecehan seksual.
     Dulu, saat di kelas masa kuliah di semester dua, seorang dosen memergoki  teman sekelas saya memegang rambut perempuan didepannya, tujuannya mau buang sampah yang nyangkut di rambut si cewek. Karena si dosen risih, dia menegur teman cowok saya dan memperingatkan kami bahwa hal itu tidak baik dilakukan –cowok menyentuh tubuh cewek tanpa izin,walaupun dia temanmu- dan mengatakan jikalau teman cewek saya ini tidak senang, maka dia berhak melaporkan. Sesederhana itu sudah menjadi suatu tindak pidana. Wow kan?
  
  Loh,ulan kok bisa nulis begini? Masak hal sepele saja bisa jadi pelecehan seksual? Dasarnya mana?

    Begini, unsur pelecehan itu memang tidak tertulis jelas di peraturan, tetapi, para ahli memberikan komentar dan membentuk syarat yang termasuk kepada pelecehan seksual tersebut. Setiap ahli akan berbeda-beda pendapatnya tetapi mempunyai unsur yang sama pada pelecehan seksual yaitu “adanya rasa tidak senang (menolak) bentuk perbuatan yang bersifat seksual”. Maaf, ulan lupa bahasa asli ahlinya karena ini ulan ingat masa perkuliahan yang pernah disampaikan dosen saya. (btw, ulan ini belajar dengan cara mengingat perkataan dengan suara, pas saat itu dosen menerangi, ulan dengerin, masuk ke otak dan ulan bakalan ingat terus, Alhamdulillah)
     Kalau kamu search di Google, Ratna Batara Munti (seorang ahli ) menyatakan “segala perbuatan apabila telah dianggapp melanggar kesopanan/kesusilaan, dapat dimasukan sebagai perbuatan cabul” dan cabul itu pelecehan seksual. Udah dapat pointnya kan?
    Nah, hati-hati melakukan hal sepele. Untuk perempuan yang mengalami hal yang sama seperti ulan, jangan takut, lawan saja bila merasa benar! Kalau kata orang Binjai, bante aja udah!  Asalkan, jangan main tangan! Kacau nanti ceritanya.

     Oia, kamu kalau marah juga belajar control kata-kata. Walau marah, kamu jangan sampai mengeluarkan semua kata-kata yang menurut masyarakat udah kasar kali. Misalnya menyebutkan isi kebun binatang, bawa-bawa organ tubuh manusia, maupun mengejek fisiknya. Salah-salah itu bakalan jadi boomerang bagi dirimu sendiri . jadi, marah juga ada etikanya.


Sekian cerita dari Ulan, semoga kali ini bermanfaat ya.

Ulan

Pulang Kampung (Pantai Carocok dan Pantai Muara Bantiang) Part. 3

Pesisir memang identik dengan laut. Nah, kali ini ulan akan mengajak ke pantai Terkenal kalau ke Painan, Pantai Carocok. Di part.1 sudah ulan spoilerkan Pantai Carocok saat malam dengan bulan purnama. Nah, kali ini ulan kasih foto dan beberapa keindahan pantai carocok. Oiya, sebenarnya lebih asik nyeberang ke pulau seberang kata ponakan ulan. Karena disana banyak wahana bermainnya. Tp, karena tersita waktu, akhirnya kami hanya jalan dan lihat-lihat saja disini. Dan juga duduk minum minum menikmati suasana siang menjelang sore di pantai Carocok.
di pulau tengah itu, yang banyak tempat wisatanya. Disana juga ada bangunan peninggalan Belanda yang juga menjadi tempat wisata.


Selanjutnya kita ke pantai dengan Pohon Pinus yang indah di Kec. Koto IX. Tersusun rapi pohon pinus diiringi suara deburan Ombak. Dan Inilah dia Pantai Muara Bantiang. Disini pantainya ombak besar jadi tidak disarankan untuk mandi-mandi. Ada Pantai yang dekat dari sini yang bisa untuk mandi dengan air yang lumayan bersahabat, namanya Pantai Batu Kalang, Ulan akan ngepost Pantai Batu Kalang setelah edisi Pulang Kampung ya.
 





Ini wisata pesisir terakhir disini, selanjutnya kita ke Padang ya.

suka postingan ini? Like, Komen dan Bagikan ke sosmedmu ya.