Bukan 13 Reason Why – Mengapa Kamu di Bully


Assalammualaikum readers semua. 

Kemarin (23 September 2018) aku marathon nonton serial netflix “13 Reason Why” . Aku agak terlambat nontonnya, dikala sudah banyak orang orang yang menonton, (terbukti karena serial ini menjadi salah satu yang banyak ditonton).  Tapi, lagi-lagi , tulisan ini bukan tentang synopsis atau ulasan dari film, tapi apa yang aku pikirkan tentang BULLYING.
foto dari google


Saat dan setelah menonton ini, aku mengulang ingatanku kembali dan menyadari beberapa hal .

Pertama, aku bukanlah salah satu manusia di bumi ini yang pernah mengalami bullying sedemikian rupanya sampai aku merasa sendirian dan kesepian, merasa tidak berguna, atau menjadi penyebab masalah  di dunia ini sampai ingin bunuh diri. Jelas aku mensyukuri hal ini. Aku jadi mengulang kembali hidupku selama ini, bagaimana aku diberkahi dengan orang-orang baik di sekitarku, aku  selalu punya teman untuk mengobrol kapanpun aku mau. Aku punya kakak-kakak dan adik yang –walau menyebalkan- membuatku tertawa. Aku mendapatkan cinta yang sudah aku sebutkan di tulisan ini (klik disini).  Atau mungkin, aku pernah mengalami bullying, tapi aku tak menyadarinya dan tetap merasa semua baik-baik saja, siapa tahu.

Yang kedua, aku memutar kembali ingatanku tentang masa laluku –terutama masa sekolah- apakah aku pernah menjadi pelaku bullying? Atau, mungkin aku tidak sadar aku melakukannya? Atau aku membiarkan orang-orang disekitarku melakukan bullying, dan aku tidak peduli?  Terlalu sombong aku rasa bila jawabanku “tenang ulan, kau aman dari melakukan bullying” . Yap, melalui tulisan ini, siapapun yang tahu kalau pemiliki blog ini adalah AKU, aku minta maaf sebesar-besarnya karena aku telah menyakiti hatimu, merusak kepercayaan dirimu, menghilangkan emosimu, atau apapun yang membuatmu merasa buruk, dari lubuk hati paling dalam aku minta maaf.

Yang ketiga, hei… bukankah itu salahmu sendiri kamu di bullying, atau kamu tidak sadar kalau kamu sudah menghancurkan rotasi semesta yang memang sudah pada jalurnya? Aku tidak tahu apakah tulisanku ini benar, tapi ini pendapatku pribadi. Kadang, ada orang tidak sadar kalau mereka telah melakukan sesuatu yang memicu orang lain untuk menganggu dirinya. Mereka menjadikan apa yang mereka telah lakukan untuk menjadi alasan orang-orang mengejek,menganggu,menyiksa mereka. Karena ada pepatah yang bilang, tidak ada asap bila gak ada api, aku rasa bukan api,tapi rasa panas.  Contohnya, seorang temanku dulu di diemin satu kelas karena melakukan nepotisme karena kerabatnya guru dengan mencuci raportnya sehingga dia mendapatkan peringkat tiga besar di kelas. Itu buruk, kau tahu! Karena ada orang yang berjuang belajar keras untuk mendapatkan posisimu! Dan anehnya, entah kenapa satu kelas (baik yang berusaha keras maupun yang tidak) membenci hal itu, tanpa di aba-aba atau tanpa ada provokator, hal itu terjadi, jadi terbukti tindakan mencuci raport itu buruk. Atau contoh lain, kau melakukan suatu tindakan yang tanpa kau sadari sudah membuat kesal orang lain –gawat kalau orang lain itu popular-, dan orang lain itu ingin memberikan pelajaran kepadamu karena kau menganggu hatinya. Itu dendam, sayang. Atau… kamu terkenal karena hasil plagiatmu, dan kemudian semua orang tahu, dan kamu tidak merasa bersalah juga? Itu hukuman namanya,  sayang.

Yang keempat. Aku tahu kalau, ada alasan yang tidak dimengerti kenapa seseorang dikucilkan. Seperti, kamu terlalu cantik (orang ganteng gak pernah di bullying, karena laki-laki tidak seperti itu aku rasa) , atau kamu terlalu pintar dalam pelajaran. Teman dekatku dikucilkan karena dia cantik. Tentu saja yang menjauhinya adalah perempuan yang kemungkinan iri padanya dengan berbagai alasan. Itu mungkin yang disebut, cantik itu dosa. Tenang saja, tidak semua orang cantik itu di bully, tergantung maksudku, tetap baca sampai habis, karena aku sudah mulai memikirkan yang kelima. Kalau pintar, yap, Allah SWT memberikan kelebihan pada beberapa orang untuk menjadi pintar dalam akademik, dan mungkin memberinya cobaan dengan mengurangi kemampuannya dalam bersosialisasi. Mungkin ditempatmu juga ada orang pintar tetapi di bullying, kenapa? Mungkin karena dia sombong bagimu karena tidak memberikan contekan. See.. memang ada hal yang tidak di mengerti kenapa orang di bullying.

Yang kelima. Cara membawa diri. Walaupun kamu cantik, kaya, pintar, tapi kalau kamu tidak pandai bersosialisasi dan menahan diri untuk masuk dan bergabung dengan orang-orang, mungkin kamu akan merasa kesepian dan merasa di kucilkan, lalu kamu menyalahkan semua orang karena kamu menjadi sendiri. Atau kamu selalu menunggu akan adanya teman yang selalu ‘mengajakmu’. Hei, hidup ini perlu feedback. Guru bahasa Indonesiaku pernah tiba-tiba menyuruh kami menulis satu nama teman yang kamu rasa dekat denganmu. Aku menulis nama teman sebangku aku dan diapun demikian sepengakauannya. Penjelasan dari guruku, mungkin ada yang melapor kalau kelas kami mengucilkan seseorang, atau beliau baru menonton atau membaca hal-hal seperti itu, aku tak tahu, beliau berkata kalau perteman itu ada yang beralur satu arah, dua arah, memutar atau malah ada yang tanpa sadar dia popular di teman-temannya. Aku jadi kepikiran dan mulai melacak teman-temanku dan diriku tentu saja. Aku mendapatkan jawaban kalau aku dan teman sebangku aku, dua arah, hanya kami. Sedangkan ada yang berkelompok menganggap si A adalah teman dekat si B, si B merasa teman dekat si C dan si C merasa dia adalah teman dekat si A. Dan, ada yang tanpa sadar, dirinya adalah pusat dari segala keceriaan di kelas itu dimana semua orang akan otomatis sejutu untuk bergabung di acara kalau dia hadir disana (bakat alamiah yang menyenangkan, dan aku kenal salah satu orangnya).

Dan karena aku tahu pertemananku hanya satu arah, dan ini membuat aku jadi,apa ya namanya, terkucil juga mungkin.  Sejujurnya, aku bukanlah orang yang terlalu popular di lingkunganku, tapi Alhamdulillah aku tidak pernah sendiri. Saat pembagian kelompok, aku selalu berharap gurulah yang mengkelompokkan kami, bukan kami yang mencari kelompok. Kenapa? Karena jarang ada yang mau memanggil aku untuk bergabung. Dan itu menjadi beban untukku saat itu, apakah aku dikucilkan? Atau, mereka –teman-temanku, tidak menyukai aku? Apa aku punya salah pada banyak orang? Atau tingkah laku aku menyebalkan? Ternyata tidak!
Buktinya, setiap teman semeja aku tidak hadir dan bangku di sampingku kosong, selalu saja ada yang siap untuk duduk di sebelahku, walau hanya untuk bercerita denganku (bukan menyontek, karena aku bukan orang yang tepat untuk menyontek). 
Jadi, kenapa aku tidak popular untuk dijadikan teman sekelompok?  Aku mencari tahu sendiri dengan bertanya random pada teman sekelasku. Aku mendekati beberapa orang dan menyelundupkan pertanyaan “nanti kalau pelajaran xxx buat kelompok, kamu sama siapa” . Nah, dari sini aku tahu hal yang mengejutkan tentang diriku, yaitu… Aku bukan orang yang dipilih tetapi AKU ADALAH YANG MEMILIH!. Maksudku, ada beberapa orang yang berharap-sepertinya- untuk aku minta bergabung di kelompokku. Memang, ada orang yang sudah dekat dengan teman mereka dan kalau ada kelompok, daripada susah mencari, yaudah sekelompok sama mereka saja, dan kalau AKU meminta mereka sekelompok denganku, mereka bisa saja pindah ke kelompokku. Seperti itu, dan aku melakukannya!

Dari sini aku sadar, bahwa tidak selamanya harus aku yang diajak pergi, karena aku bukan magnet yang bisa menarik orang untuk dekat denganku . Mungkin karena auramu yang tanpa kau sadari membuat orang segan padamu, atau merasa canggung berada di dekatmu, maka karena itu kamu harus mencairkan suasana yang memang bawaan lahirmu.


Jadi, yang mau aku gambarkan adalah, kenapa kamu di bully itu mungkin berasal dari dirimu sendiri. Dan sering kali, orang yang merasa di bully mengatakan itu salah dari seseorang menyebabkan dia di bully.
Jangan terlalu menyalahkan orang lain atas sesuatu yang menimpa kamu. Coba cari cara dan penyebab kenapa kamu seperti ini. Berbicara dengan orang lain itu terkadang baik menurutku, karena kalau beruntung kamu akan mendapatkan solusi dari masalahmu. Jangan menolak atau mencari-cari alasan yang membenarkan tingkah laku burukmu atau tingkah lakumu yang tidak dapat di terima banyak orang lain (misalnya kamu maniac komik, atau kartun –inisih aku, atau kadang kamu punya pendapat yang berbeda tentang sesuatu hal dari orang kebanyakan –aku lagi ini.). Terima saja kenyataan dan lakukan perubahan kecil. Coba mulai menyapa orang dengan senyum and say ‘hi’ pada temanmu. Atau mulailah mengulurkan tangan, ajak seseorang untuk kekantin bersamamu.  Tindakan kecil seperti itu, mungkin akan melepaskanmu dari kesepianmu selama ini.

Kalau kamu merasa u are victim, Keep strong, keep on fire and keep do something good!

Love

Ulan