Goj*k VS B*cak

   Karena Kampung Lalang macetnya yaampun, Ulan memutuskan untuk berangkat ke kampus menggunakan Kereta Api. Sebenarnya gak masuk area kampus dan kalau naik angkot harus mutar jalan lagi, tapi beruntunglah abang Gojek dan abang Gocar serta abang Grab membantu perjalanan hingga ulan sampai dengan selamat di kampus.
   Kenapa ulan pilih naik kendaraan online tersebut? Harganya muraaaaaaah sekali. Yah, untuk kantong mahasiswa s2 yang sudah mulai segan minta jajan banyak banyak ke ibu, sangat membantu lah.
    Kenapa gak naik becak atau angkot, Lan? Karena, naik becak mahal, terus nanti tukang becaknya jalannya ngelawan arah, singkat kata, ulan gak tenang selama perjalanan, walaupun ada juga tukang becak yang bawa becak aman-aman saja, tapi ongkosnya tetap aja ngenyakitin kantong.
   Nah, naik taxi?  Ulan juga keberatan di ongkos. Pernah dari stasiun ke kampus ulan kena ongkos 50an ribu lebih.
   Naik angkot?Mutar-mutar dan sering berhenti. Yah, namanya juga angkot butuh sewa kan, kadang gak cocok sama jadwal kuliah. Murah sih ongkosnya.
  Jadi, sekarang sering sekali kalau lagi jalan bersama driver-online mereka curhat tentang kegelisahan tentang tindakan tidak menyenangkan dari abang becak kepada tim mereka. Mereka juga meminta pemerintah turun tangan untuk mengatasi perselisihan yang sudah menjurus ke kerasan.
   Namanya cari uang. Ulan melihatnya seperti di pajak (pasar), kalau kamu mau beli ikan, maka sepanjang blok tersebut penjual ikan semua tinggal pilih mau beli dimana, mau beli sayur mayur, mereka para pedagang berderet semua menjual sayur mayur sejenis. Toh, mereka aman-aman saja gak berantam heboh.
  Sekarang tinggal konsumen mau milih yang mana. Yah, ulan sebagai konsumen, pastinya akan mencari yang murah dan aman untuk ulan pakai jasanya. 

   Ulan cuma bisa berdoa, semoga pemerintah segera memberikan solusi untuk perselisihan antara kendaraan online dengan abang becak. Karena, sebagai konsumen, ulan juga ikut khawatir terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.