Opini : Anak SD PACARAN???

Assalamualaikum
Pertama-tama, setelah akuh baca-baca lagi isi blog ini, ternyata tema dari blog ini adalah slice of life yg absurd gitu ya, bagus juga sih ini dibaca bagi para orang-orang yang suka tema ke-absurd-tan hidup. Btw, tulisan kali ini, Ulan akan membahasakan diri ulan dengan ‘aku’. Karena, setelah –lagi-lagi- dibaca, aneh ternyata membahasakan diri dengan nama panggilan di tulisan. Jadi mulai hari ini, setiap tulisan owe akan memakai ‘aku’ sebagai kata ganti orang pertama. –yaampun… diganti setelah bertahun-tahun. Dan ini, tulisan terpanjang ulan selama ngeblog. Semoga gak bosan dan bisa mengambil hal yang baik dari tulisan ini.

Oke, langsung ke opini ya.

Pagi-pagi ini ulan buka facebook, nah sepupu kecilkuh –sidqy namanya- ngetag teman-temannya. Nah, kan kalau kita berteman sama siapa gitu, ntar kadang komentar atau like nya masuk di beranda kita, jadi terlihatlah aku sama teman-temannya si sidqy ini yang udah pacaran. Adikku ini umurnya masih sebelas tahun, jadi ya teman-teman dia range umurnya 10-13 tahunanlah ya.
Ingatanku langsung kembali ke jaman-jaman SD, aku mengingat apakah di jaman itu aku juga sudah mulai suka-sukaan sama lawan jenis atau ngak? Dan jawabannya aku pernah. Ketawa sendiri sambil nyuci piring di dapur.
Aku juga, beberapa kali lihat artikel-artikel yang seperti mengecam anak-anak SD,SMP berpacaran. Mereka –netizen- berkata “belum pantas” ataupun “tua sebelum waktunya”. Malah bagiku itu normal saja. Bukan karena aku juga cinta monyetan di masa mereka juga, tapi ya kalau kamu dulu belajar biologi disekolah, itu adalah hal yang wajar. Hormon mereka berkembang, pemikiran mereka juga berkembang, mereka ingin tahu ini itu,rasa suka itu gak bisa dipaksakan, dia datang tiba-tiba.  Melihat lawan jenis yang rupawan, pintar pulak, sama-sama punya rasa suka yang sama, wajarlah kurasa mereka suka-sukaan.
Ini bukan terjadi hanya di Binjai, ataupun di Indonesia saja. Di bumi belahan manapun, kurasa hal ini terjadi. Sok tau ulan? Gini aja, coba lihat komik-komik Jepang misalnya saja komik hai miiko, yukko dan kenta sudah pacaran dari kelas lima SD, bagaimana dengan doraemon, nobita sudah suka dengan shizuka di umur SD. Kamu nonton film keluaran dari Amerika maupun Eropa tentang petualangan yang pemainnya anak kecil, biasanya ada tuh anak kecil yang saling suka-sukaan juga. Nonton drama korea yang sahabatan dari kecil, ternyata udah salah satunya sudah suka dari kecil sama temannya ini, terus ketika remaja mereka menyatakannya. Itulah hidup saudara-saudara. Hal ini wajar.
Kalau kamu masuk dibagian yang ‘mengecam’, coba kamu ingat-ingat dulu, kamu mulai punya rasa yang lebih ke lawan jenis itu kapan? Dari TK? Yaudah, kenapa malah aneh lihat anak kecil pacaran. Itu hanya perasaan kamu yang sudah merasa lebih dewasa, lebih besar dari mereka, makanya kamu sudah melupakan apa yang sudah kamu rasakan dulu dan menganggap umur kamu yang sekarang itulah yang pantas, bukan umur mereka.
Sekarang yang kulihat, mereka –netizen- yang mengecam tidak senang dengan tingkah anak-anak itu yang ngeposting tulisan-tulisan bak orang dewasa yang sedang kasmaran, atau memamerkan kontak fisik mereka di sosial media.
Kita flashback yuk. Coba ingat-ingat dimasa kamu dulu, kamu melakukannya juga kah? Misalnya menulis di meja kelas kamu pakai tipe-x nama orang yang kamu suka dengan lambang hati? Atau menuliskan namanya di dinding jembatan di dekat rumah pakai pilok? Atau menunggu dia dan memberikan surat di parkiran sepeda –kalau gak berani ketemu langsung, ngirim surat dan diletakkan di laci mejanya? Atau sengaja datang pagi-pagi cuma untuk menulis di papan tulis nama dia? Atau menuliskan perasaanmu di diary yang ada mikes makesnya dulu? Atau saat kamu ulangtahun ada seseorang yang menjadi sorotan teman-temanmu dan kamu di ‘ciee ciee-in’? Jadi apa bedanya? Bedanya saat itu belum ada sosial media dan yang mengetahui hal itu hanya kamu, dia, teman-teman satu sekolah, dan guru di sekolah. Ngomong-ngomong, masa ini menyenangkan ya.
Kok serasa ulan pro ya ke anak-anak SD SMP pacaran? Oh, tulisan ini belum selesai , teman.
            Apakah aku yang sudah jadi orang dewasa, gak geli ngeliat mereka –anak-anak SD SMP- mengumbar kemesraanya? Geli lah. Mengingat masa lalu yang seperti mereka ini pun ulan dah malu sendiri. “Kok bisa dulu aku begitu” pikirku kan.
            Aku juga sering ngeliat, ibu-ibu muda jaman sekarang yang kebetulan masa gadisnya aku sudah mulai punya ingatan, ibu-ibu menegur dan ngatai anak-anak yang mulai suka-sukaan, hai ibu-ibu muda, aku pernah mergokin kamu pacaran loh. Hahahahaa.

Masalahnya dari pacaran.

            Semenjak aku sudah remaja menuju dewasa, banyak kejadian yang di alami orang lain yang menjadi pelajaran untukku. Misalnya, ada teman yang married by accident, ya itu, mereka menikah karena si cewek hamil deluan (dalam opini ini, bukan karena kejadian criminal seperti pemerkosaan, kembali ke judul yaitu pacaran), apalagi salah satu atau keduanya di umur wajib sekolah. Aku sih yang saat itu masih sekolah juga, membuat bentuk pemikiran bahwa hal itu tidak baik. Aku berpikir hal yang sederhana, hal itu akan mengecewakan orangtuaku, membuat malu nama keluargaku, kehidupan sosialku akan terus bergeming suara dari orang sekitar ‘aku kotor’, akan menghancurkan cita-citaku, dan masa depanku hanya akan menjadi ‘ibu’ ataupun ‘ayah’ dengan masa lalu yang kelam. Apa yang mau aku contohin nanti ke keturunanku kelak? Sedangkan seorang ibu adalah sekolah pertama untuk anaknya kan? Seorang ayah adalah pelindung untuk anaknya kelak dari jahatnya dunia?
            Yang di permasalahkan masyarakat, yang notabennya sekarang berumur dewasa adalah gaya pacarannya. Lihat sajalah anak-anak itu mengumbar foto-foto mesra layaknya orang dewasa, memamerkan lekuk bentuk dadanya, memamerkan kontak fisik yang mereka lakukan, misalnya ciuman, pelukan, memberikan komentar dengan bahasa dewasa maupun bahasa yang tidak pantas dituliskan. Hal itu salah. Wahai adik-adik yang kepo dengan tulisan kak ulan, ingat, hal ini salah! Kalian jangan melakukannya. Ketika kalian nanti sudah dewasa dan melihat postingan yang kalian kirim, itu akan membuat kalian malu, menyesal dan perasaan tidak enak di hidup kalian.  (ngomong-ngomong anak-anak sekitar rumahku sekarang keren, mereka punya facebook dan sering kepoin sosial media orang lain dan orang-orang dewasa di sekitarnya. Mereka membuatku mengingatkan untuk memposting hal yang baik yang kemudian hari mereka bisa jadikan pelajran hidup).
            Anak-anak kecil itu mengatakan kalau ditegur “emakku kolot, kampungan, gak tau sosial media, gak tau trend jaman sekarang” ya, mereka memang gak tau. Mereka tidak secepat kalian dalam mengikuti perkembangan teknologi, mereka butuh waktu untuk menyusaikan. Bukan karena mereka tidak pintar, tetapi karena memang kemampuan produktif manusia ini ada masanya, kalian juga akan merasakan hal itu –berkurangnya kemapuan produkti- juga kelak.
            Aku juga tidak menyalahkan anak-anak ini. Mereka butuh bimbingan orang dewasa dalam menjalani kehidupan. Tidak bisa di lepaskan begitu saja. Aku? Ya dulu juga pernah kelepasan di sosial media tanpa bimbingan dari orangtua. Tapi, tidak butuh waktu lama aku sadar karena ada kakak-kakakku yang saat itu sudah dewasa ternyata memantauku dari sosial media mereka juga. Mereka mengingatkanku kalau aku terlalu berlebih dalam menggunakan sosial media. Selanjutnya, aku juga melakukan hal yang sama pada adikku, mengingatkan dia bahwa tidak semuanya harus di umbar di sosial media. Jangan terlalu membiarkan dunia mengetahui hidupmu. Begitu. Aduh, jadi ngawur. Oke kembali ke tema.
            Jadi, para orangtua, jangan sampai kelewatan apapun yang dikerjakan anakmu. Pacaran salah memang, tidak ada benarnya. Tapi, Aku yakin pasti dulu kalian juga pacarankan? Merasakan senangnya punya seseorang yang kamu anggap spesial. Kamu deluan merasakan baik-buruknya pacaran itu, aku yakin kamu tahu. Jadikanlah itu pelajaran untuk mendidik anakmu. Arahkanlah dia ke hal yang lebih positif dalam menyalurkan rasa suka pada lawan jenis. Aku bukan mengajari, tidak. Aku belum punya anak saat tulisan ini kubuat,tapi aku hanya miris saja dengan kelakuaan anak-anak SD SMP.
            Dulu aku, saat sedang suka-sukaan sama lawan jenis, aku menuliskannya. Teman-temanku hanya tahu orang yang kusuka, bagaimana perasaanku, hanya aku tuliskan dalam selipan-selipan catatan pelajaranku, sampai halaman belakang buku pelajaranku. Aku tidak terlalu romantis yang menuliskannya di jembatan, pohon atau di pasir putih pinggir pantai. Dan sekarang semua tulisanku menghilang karena buku catatanku sudah ku buang setelah aku tidak melanjutkan jurusanku saat sekolah.
Aku memposting perasaanku juga di facebook (facebook trend masa itu) , hanya untaian kata yang membuatku banyak dapat like dan komen. Membuat sisi sastraku dulu diakui banyak teman, membuatku terkenal di sekolah karena kata-kataku yang manis. Itulah aku dulu. Eh, kok pamer ya.
Sebenarnya Ibu, Bapak, baik yang melahirkan yang merawat yang mendidik, anak-anak itu manusia yang masih polos. Aku akan kasih sedikit cerita, saat aku sedang on the job mengambil gambar anak-anak di beberapa kegiatan, aku sering mendapati mereka mengacungkan jari tengah kepadaku untuk aku ambil gambarnya. Aku kesal, tentu saja karena aku tau arti dari tanda tersebut. Aku Tanya ke mereka dengan perasaan kesal, mereka tahu gak apa arti dari symbol itu, dan mereka menjawab “ini pose keren jaman sekarang kak” dan mereka mengira aku ini gak ngikutin trend pose jaman sekarang. What!!! Dari sini, terlihat kan kalau anak-anak kecil ini gak tau apa-apa tanpa didikan kita orang dewasa.
Anak kecil itu selalu ingin terlihat seperti orang dewasa. Maksudku gini, ketika ponakanku melihatku cantik dengan lipstick, dia akan mencoba memakai lipstick di bibirnya secara diam-diam. Bukan karena dia genit, tapi dia melihat hal itu akan membuatnya membayangkan dirinya cantik seperti aku dimatanya. Kalau aku memarahinya karena coba-coba pakai barang orang dewasa, dia akan menjadi takut tapi tetap penasarankan? Nah, aku yang sudah mulai dewasa ini menjelaskan padanya, pakai lipstick ini akan terlihat cantik bagi aku yang sudah dewasa karena aku sudah tidak punya kecantikan kulit anak kecil lagi. Aku tidak tahu ini berhasil atau ngak, yang pasti ponakanku berkata ‘bearti kalau udah besar kayak ibu ulan, kakak baru boleh pakai lipstick’ kurasa dia mengerti apa yang ku ucapkan bukan?
Nah, langsung tidak langsung, mungkin mereka melihat orang sekitar atau dari sosial media apa yang tengah mereka lakukan sekarang. Misalnya lihat poto swag ala selebgram terkenal dan selebgram mendapatkan like dan uang yang banyak dari postingan itu serta menjadi terkenal, anak kecil melihatnya ‘itu hal yang bagus’ sehingga mereka menirunya. 
Inilah peran dari orang tua, dan kita orang dewasa lainnya yang sebenarnya secara tidak langsung memberikan pengaruh yang buruk tetapi tidak di ketahui anak-anak bahwa hal itu buruk bagi mereka.
Suatu ketika aku membaca peraturan tentang hukuman terhadap anak, yang salah satunya berisi hukuman (kalau gak salah bahasanya) bahwa sang anak dikembalikan ke masyarakat. Kenapa masyarakat? Karena masyarakat (khusunya di lingkungan tempat tinggal sang anak) mempunyai kewajiban juga untuk menjaga anak tersebut karena dianggap masyarakat adalah orang dekat anak tersebut karena mereka mau tidak mau berinteraksi secara langsung pada si anak. Makanya ada istilah, lingkungan mempengaruhi hidup seseorang. Jelaskan! Walau bukan anak kandung, semua anak berhak mendapatkan contoh yang baik dari semua orang dewasa. Jadi kamu orangtua, jangan marah kalau anakmu di tegur sama aku atau orang lain ketika mereka salah atau melakukan hal yang buruk, karena itu kewajiban kami juga, sang orang lain yang sudah dewasa.
Terus, bagi orang tua, aku tidak tahu apakah kamu orang yang taat beragama atau tidak, yang pasti pendidikan agama itu penting. Pendidikan agama bukan hanya mengisi otak, tetapi juga memberikan makan bagi hati dan jiwanya. Ketika apa yang mereka pelajari, mereka memiliki rasa takut, hal ini akan masuk kedalam hatinya lalu kemudian jiwanya akan menolak bila suatu saat mereka ingin melakukan hal yang buruk.
Kemudian, ajarkanlah pada anak bagian-bagian tubuh yang boleh disentuh dan mana tidak boleh disentuh orang lain. Mana bagian tubuh pribadi yang harus dijaga, dan mana bagian tubuh yang harus di sembunyikan. Sekarang tidak susah kok mencari informasinya. Pemerintah sesuai bidang masing-masing sudah membuat lagu yang menyenangkan untuk mendidik hal ini. Tinggal cari di youtube ataupun google, dan kamu tinggal download.
Kemudian, ajarkanlah bahwa masa depan itu penting. Jangan sampai ada hal buruk yang menghancurkan jalannya masa depan sang anak. Kasih tau juga sebab dan akibat dari mereka bila melakukan kontak fisik yang mereka lihat. Jangan tunggu sampai kamu memergoki anak-anakmu melihatnya diam-diam atau telah melakukannya, kasih tau saja saat sedang santai saat kamu teringat.
Dan lagi, dari pengalamanku sendiri, sekarang memang sudah banyak orangtua yang bagaikan sahabat dengan anaknya. Dimana anaknya daripada cerita tentang kehidupan mereka pada temannya, lebih senang menceritakan keluh kesahnya pada orangtuanya. Ini membuat anak terbuka dan merasa diterima. Tapi, ada juga hal-hal seperti itu kadang masih tabu untuk diceritakan pada orangtua, kecuali untuk anak yang sudah dewasa. Karena, mereka merasa bahwa orangtuanya tidak akan mengerti tentang hati mereka, merasa bahwa orangtuanya akan menganggap mereka bagaikan anak kecil terus. Dan kadang, pengakuan kepada anak bahwa mereka sudah tumbuh lebih dewasa akan membuat anak lebih semangat dan lebih menjaga dirinya dari hal-hal buruk diluar sana. Karena, mereka merasa tanggung jawab sudah berada di tangan mereka sendiri. Berat ya PR  orangtua jaman now.

Nah, sekian dululah cerita tentang anak kecil yang pacaran ini. Aku bukan mengajari atau apa gitu, aku hanya ingin mereka menjadi baik, masa depan mereka cerah gembira dan mereka mengetahui bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan di masa depan.

Sekian.


Fyi: Pacar berarti inai, jadi pacaran berarti berinai.

Mencintai diri sendiri

Assalamualaikum

                Ini sebuah cerita singkat yang muncul dari cerita di dalam mobil dengan bang Ipan. Bang Ipan ini kayaknya sering kali ya masuk di cerita ulan? Ialah. Sejak kuliah, bang Ipan sudah ngantar jemput ulan dari Binjai ke Medan. Dulu –sebelum jalan tol Binjai Medan aktif- dalam satu hari ulan berada di dalam mobil rata-rata selama 3 jam perhari bersama bang Ipan. Gak mungkin kami diam-diaman aja kan? Akhirnya kami sering cerita-cerita dan kadang bang Ipan suka nasehatin juga tentang kehidupan.

                Nah, kemarin hari selasa, saat jalan pulang dari bandara KNO ngantar ibu mau pergi perjalanan dinas ke JKT setelah panjang pembicaraan bang Ipan nanya. “apa yang ulan gak suka dari diri –fisik- ulan?”
                Pertanyaannya sepele memang dan tidak butuh waktu lama untuk ulan menjawab, “gak ada.” Bang Ipan nanya kenapa dan menjelaskan badan cewek berisi lebih disukai orang terutama cowok, terus penjelasan saya.
                “Ulan suka dengan semua yang ada di diri ulan. Ulan suka mata ulan yang cipit ini, ulan suka hidung ulan yang gak maksimal dan gak minimalis ini, ulan suka bibir ulan, ulan suka dengan telinga caplang ulan, ulan juga suka tubuh ramping ulan. Terus, ulan tahu memang orang-orang sering bilang ‘gemuk dikit lagi aja ulan, cantik kali’. Nah, ulan pingin jadi gemuk –pingin kali pun, punya badan yang proporsional biar kelihatan enak di pandang orang. Gak di ejek orang kurus lagi. Tapi gimana? Ulan udah berusaha makan banyak, ikutin saran orang makan malam sebelum tidur, olahraga, banyak tidur, minum pil ini itu, minum susu, sampai minum minyak ikan hiu pun ulan pernah. Kurang serem apalagi coba.
                Tapi, mau sekeras apapun ulan berusaha kalau memang ya gini maunya badan ulan, mau buat apa ulan. Bukannya ulan gak berusaha, sampai sekarang pun ulan masih berusaha, tapi dengan cara yang beda. Sekarang Ulan berusaha untuk mencintai diri ulan dengan makan teratur, olahraga, intinya ulan tidak memaksakan diri buat jadi gemuk. Kalau memang udah saatnya gemuk, pasti gemuk juganya ini badan.
                Orang-orang senang berteman dengan ulan bukan karena penampilan fisik ulan bagus, kan? Mereka suka sama ulan ya karena sifat ulan mungkin baik bagi mereka, ulan cocok ngobrol, bergaul, gak jaim sama mereka.  Dan lagi, kalau ada cowok yang suka sama ulan, gimana pun keadaan fisik ulan, ya gini yang dicarinya dan ini tipenya. Pasti dia suka sama ulan karena memang apa yang ada dalam diri ulan.”

                Dalam hati ngomong sok bijak kali owe! Narsis bangeeet ya. Tapi memang begitulah kenyataannya. Ulan pernah di masa terobsesi gemuk, dan ini sejak SMA sampai akhir S1. Terus mikirkan, segini kerasnya buat gemuk –pokoknya merasa udah keras kalilah perjuangan menggemukkan badan bertahun-tahun ini, tapi kok badan ini bandal gak mau gemuk. Mikirin apa kata orang juga gak buat gemuk, yaudahlah, apa adanya aja. Kan orang punya masalah beda beda yakan?
                
                Dan akhirnya, inilah ulan yang sekarang. Tidak terobsesi gemuk lagi. Sekarang saya hanya merawat apa yang sudah di berikan Allah SWT. Wajah yah, rajinlah di bersihkan pakai facial foam, pakai toner sama night cream, Kalau siang pakai daily cream yang ada spf nya, kadang pakaikan masker. Untuk kulit, yah sebulan sempatinlah sekali dua kali di minyakin pakai minyak khusus badan supaya bagus –ulan gak bisa pakai handbody, mandi yang bener supaya gak bau badan, sikat gigi minimal satu hari dua kali kalau banyak makan manis lebihinlah acara sikat giginya. untuk rambut, rajin jugalah dirawat, gak usah ke salon terus, pakai aja apa yang ada di dapur (minyak makan, lidah buaya, jeruk nipis, apa aja yang baik buat rambut). Makanlah yang baik-baik, jangan terlalu sering jajan. pakailah pakaian yang bagus, kadang pakaian menentukan kita menarik atau ngak. Jadi, para pembaca kalau punya masalah yang sama, coba pikirkan dengan cara yang berbeda agar mendapatkan hal yang terbaik untuk diri kita sendiri. 

                Dan satu lagi yang sedang ulan jalankan, berusaha buat positif thinking.


Sekian. 

Kisah di 2017 part 3

Assalamualaikum.
                Pagi ini mendung, dan mendung selalu punya cerita.
                Postingan kemarin ulan bilang next akan cerita tentang religi, kayaknya hasilnya nanti gak terlalu regili, hanya cerita tentang saya yang menemukan kenyamanan. Berat ini soalnya, saya agak takut nulis tentang sesuatu yang menyangkut agama, karena saya masih dalam proses belajar.

oke, Saya mulai.

                Tahun ini, saya dapat banyak pengalaman, dari pengalaman berteman, pengalaman falling in love lagi, pengalaman mendapatkan sifat teman yang lumayan gak disuka, pengalaman gagal dalam ujian cari kerja, pengalaman apa lagi ya… mungkin akan berlanjut sampai desember nanti dan seterusnya dan seterusnya.

                Jadi, saya bersyukur kepada Allah selalu diberikan teman yang (hampir) selalu baik. Mereka rajin mengingatkan kan kalau saya salah, bertanya kabar, mengajak beribadah, menceritakan hal baik dan buruk untuk menjadi pelajaran hidup. Perjalanan saya menemukan kenyamanan ini, mereka salah satu penyebabnya. Dan, saya menyadari kalau teman-teman saya sayang kepada saya, dan saya kadang merasa bersalah karena tidak bisa memberikan rasa sayang yang sama dengan teman-teman. Maafkan ulan ya we.
                Dasarnya dulu, saya bukan orang yang rajin beribadah, rajin dengerin ceramah, rajin puasa, berbuat baik pada orang lain, malah singkat cerita saya agak individualis yang berarti saya sedikit liberal. Jadi yang penting saya bebas, masa bodoh dengan kata orang yang penting senang, itu aja. 

               Kalau cerita religi, perempuan banyak certa tentang jilbab, sayangnya ini bukan cerita tentang jilbab. Saya memang memakai jilbab kalau di kampus, tapi beberapa kali melepas jilbab saat jalan bareng teman. Saya dulu pernah posting tentang alasan saya memakai jilbab, tapi saya hapus. Kok dihapus? Karena, saat saya menulis postingan itu dulu, saya mantap memakai jilbab walaupun niatnya hanya untuk ke kampus saja, tetapi rasanya tidak enak ketika saya menyadari kalau postingan saya di instagram keseringan tidak pakai jilbab. Dan saya rasa tidak sejalan kan dengan yang ditulisdan yang di post di ig. Kok rasanya aneh gitu. Nah, selanjutnya saya hapus, karena merasa aneh juga. Kadang banyak orang -saya juga masih melakukannya sampai sekarang tulisan ini saya buat- yang kalau keluar dekat dekat rumah tidak pakai jilbab, misalnya ke warung, ke indomaret, jajan bentar keluar, ke pasar, pokoknya ketempat yang tidak perlu memikirkan gayalah. Saya merasa aneh saja. Tapi, Inshaallah akan berubah dengan lebih rajin pakai jilbab dan berusaha yang terbaik karena pakai jilbab wajib ya kan. 

                Nah, awal tahun ini saya berpikir, apa yang saya cari ketika semua rencana besar saya gagal terjadi. Saya jatuh disuatu titik bosan, malas, gak punya rencana, dan mengakibatkan saya malas bersyukur pada Allah SWT. Yah, intinya saat itu saya kesal padaNya karena memberikan saya bayangan, rasa, rencana dimana saya berusaha menggapainya tapi Dia tidak memberikan saya kesempatan untuk mendapatkannya. Dan yang mengesalkan buat saya, saya tahu tidak ada yang bisa mengabulkan semuanya kecuali Allah SWT. Nah gimana tuh? Saya kesal padaNya tapi hanya pada Dia saya dapat meminta.
                Dan diatara kegalauan tersebut, saya ikut volunteer di suatu aktivitas –di post kisah di 2017 part 1. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, kegiatan ini membuat saya banyak banyak bersyukur dan bahagia luar dalam saat itu.
                Dari kegiatan itulah saya punya lagi tujuan hidup, merasa masih ada yang harus saya kerjakan, punya semangat lagi, jangan mau kalah sama anak SD, dan saya merasa Allah SWT sudah terlalu baik pada saya daripada dengan orang lain. Jadi, apakah saya masih tidak mau bersyukur?

                Selanjutnya, saat Ramadhan tiba. Selama hidup ulan, Ini Ramadhan terbaik, Alhamdulillah ya. Disini saya berusaha memaksimalkan semua yang saya punya dan yang saya bisa lakukan. Dan apa yang ulan lakukan dan kerjakan saat Ramadhan kemarin, wajib sebenarnya, tapi rasanya menyenangkan dan saya menikmatinya. Saya merasa damai dan merindukannya lagi lagi dan lagi.  Ternyata, kemana saja saya selama Ramadhan yang lalu –walaupun Ramadhan masa kecil saya saaaangaaaaaaat menyenangkan, karena konten saat anak-anak dan dewasa berbeda loh.
Di Ramadhan ini saya akhirnya menjalin lagi komunikasi sama beberapa orang yang tidak cocok dengan saya, dan saya pernah merasa bahwa tidak akan pernah berteman lagi dengan mereka, tapi kenyataannya, di Ramadhan ini saya berkomunikasi kembali dan hubungan jadi baik kembali.
                Lebaran juga menyenangkan, lebaran tahun ini ulan merasa jadi lebih dekat dengan teman-teman ulan -teman? mereka lebih daripada teman, ulan sebut mereka 'sahabat'. Walaupun kadang suka lupa waktu jalan bareng mereka, tapi ulan mendapatkan cinta yang baik dari mereka.  Kok gak bareng keluarga lebarannya? Sejak kakak-kakak ulan nikah, yah im alone… mereka kan pergi ke rumah mertua masing-masing, dan keluarga banyak di padang ayah ibu juga pulang ke padang beberapa hari lebaran dan keluarga yang di binjai hari pertama sudah pada ketemu.
                Dari kebahagiaan dan kesedihan yang ulan rasakan di tahun ini, ulan merasa jadi lebih positif sih. Banyak juga pelajaran yang ulan dapat. Dan  ulan  merasa, Allah baik banget ngasih ulan banyak orang baik, banyak orang yang sayang sama ulan yang kapan ulan sedang butuh mereka siap pasang badan buat saya, gak kekurangan dalam bidang ekonomi masih bisa makan berkali-kali dalam satu hari dan mau beli lipstick masih ada duit.

terakhir..

Yang saya sadari ketika saya bersedih, maka hal yang membuat saya bersedih memang bukan hal yang baik buat saya dan kemudian hal itu membuat saya kembali bahagia karena ternyata saya menjauhi hal yang tidak baik.


Sekian dulu. 

Kisah di 2017 Part 2

   Assalamualaikum. By the way, kali ini ulan post hal yang baru saja ulan pikirkan padahal ada beberapa draft yang siap untuk up. Dan ulan berharap untuk yang kali ini, kedua kakak ulan dan abang ipar ulan gak kepo dan ngebaca tulisan ini sampai habis. Hahaha. Em so shy.
  Oke, seperti post sebelumnya, ulan bilang post selanjutnya akan tentang ‘hati’.  Oke, you right, ulan akan cerita cinta-cintaan now.
  Dan, ulan nulis ini sebagai kenang-kenangan di masa depan. Misalnya, si ulan berumur 40an sudah punya keluaga dan pekerjaan yang bagus, ulan rindu pada masa si ulan yang belasan dan 20an tahun ulan akan membuka lagi postingan ulan dan berkata “oh, aku pernah nulis dan merasakan hal ini saat itu”. Dan juga, ini perjalanan hidup, tidak akan ada orang yang menyalahkan jalan cerita ulan karena ini adalah kenangan.
  Dan untuk ‘Kamu’ Pria yang saat membaca ini sudah bersama dirikuh, tenanglah sayang, aku padamu. (eseeeeeeh gedeh , romantisnya owe)
  Jadi, tahun ini ulan menyukai seseorang. Sesungguhnya ulan adalah orang yang susah untuk punya hati dalam arti yang dalam ya sama orang. Memang kalau kalian kenal ulan di dunia nyata, akan menemukan bahwa ulan terlihat sebagai wanita yang mengagumi cowok good looking. Dan mulut ulan akan selalu mengatakan ‘waah, ganteng kali’. Tapi sejujurnya itu memang hanya di mulut, tidak sampai jatuh terlalu dalam ke hati.
  Sesungguhnya, ulan adalah orang yang jarang cerita tentang hati apalagi cinta-cintaan, di rumah hal itu tabu untuk diceritakan, jadi sama ibu pun ulan gak pernah cerita tentang cinta-cintaan. Ulan kadang hanya cerita pada seseorang yang ulan rasa punya pemikiran yang bagus dan mulutnya bisa di rem untuk gak cerita pada orang lain (khususnya yang ulan kenal, kalau sama keluarganya ya okelah, lagian gak begitu kenal juga sama keluarganya). Dan lagi, ulan tipe yang kalau sedih atau apa gitu suka di tutupin. Kadang sakit, ulan bilang tak apa, kadang sedih ulan bilang juga tak apa. Mungkin karena ulan tak mau terlihat menyedihkan di depan manusia lain. Ulan hanya mau mereka berpikir ‘ulan baik-baik saja’. Beda dengan marah, kalau marah memang ulan tak bisa menahannya. Kalau dalam emosi bathin yang menggelora untuk marah, ulan tak bisa menahannya sampai harus tidur atau dibawa sampai hari berikutnya. Eh, kok ngomong gak sesuai judul ini tiba-tiba. Hahaha.

Lanjut cerita.

  Jadi, ulan menemukan sesuatu dari pria ini. Dia punya rencana untuk hidupnya ke depan, dia menyayangi ibunya dan menjaga hubungan baik dengan saudara-saudaranya, dia beberapa kali ada disaat ulan sedang tidak enak hati, dan dia bagus dalam agamanya dan masih terus belajar. Tapi itu hanya alasan ulan menyukainya, sesungguhnya ada hal yang lebih besar yang ulan sukai, tapi ulan tak bisa menggambarkannya dengan kata-kata.
  Yang ulan kesal adalah ulan terlambat tahu dan ulan terlalu menjaga jarak. Seperti tadi yang ulan katakan diatas, ulan hanya ingin orang tahu ‘ulan baik-baik saja’ sehingga ulan beberapa kali menemukan diri ulan menjaga jarak dari orang-orang terdekat ulan. Ulan tak bisa blak-blakan ngomong tentang diri ulan pribadi sama orang lain.

Akhirnya gimana Lan? Ulan sama dia jadian?
  Enggaklah. Dia teman ulan dan ulan gak mau ada yang berubah -saat ulan menulis ini-. Ulan gak tahu ini suka cinta-cintaan atau hanya kagum, yang pasti adalah ulan suka. Dan dia juga have someone who he waiting for, dan ulan mengetahuinya jauh sebelum menyadari ulan suka dengannya, dan mengganggu hubungan orang tak baik menurut saya.
  Dan ulan bersyukur bahwa tahun ini mempunyai rasa yang menyenangkan, rasanya ‘oh ternyata aku manusia biasa, yang karena hal-hal kecil bisa menyukai seseorang.’ Dan ulan berterimakasih kepadanya yang mungkin tanpa sepengetahuannya,dia menyadarkan ulan kalau I am just a human.

Oke, tahun ini memang banyak cerita, next inshaallah ulan bakal cerita pengalaman religi ulan yang banyak merubah ulan.
Sekian dulu. Wassalamualaikum