Melancong ke Singapore


Haloo.. Assalammualaikum semua. Gimana puasanya? Lancar? Alhamdulillah ya, masih di izinkan untuk bisa bertemu Ramadhan, bulan dimana apapun yang kita minta di kabulkan, ibadah kita pahalanya berlipat ganda.
Oke, jadi ulan kemarin ( 10 mei 2018) berangkat ke Singapore Bandara Internasional Minangkabau. Loh? Kok dari Padang? Ia, memang. Karena kemarinnya (9 mei 2018) ulan ke Padang sebentar –memang hanya sebentar- untuk ngejemput kak Eka yang lagi disana. Udah ulan bilang, kenapa kami gak berangkat dari KNO aja? Katanya ntar ribet bawa Khalila gak ada ortuny (Khalila di tinggal pas kak Eka ke Padang) . jadi intinya, kami (ulan dan uni) ngantar Khalila ke Padang Cuma untuk bertemu emak bapaknya.
Oke, lanjut.
Jadi, kami naik pesawat segala umat, yaitu AirA**a. di sensor pun kalian tetap tau maskapainya apa. Hahaha. Nah, pesawatnya tepat waktu. Tapi di pesawat ini –lagi-lagi- cari masalah sama Ulan. Dulu kan ulan pernah ke Bandung naik ini maskapai, dia kayak pesawat rusak gitu, pas take off serasa mau jatuh,kayak main kora-kora. Saat itu kurasa umurku sampai disana saja. Nah, kejadian lagi di penerbangan ini. Awalnya ya, aman nyaman enak,pokoknya saat itu kesan maskapai ini merontokkan ketakutanku. Nah, pas pengumuman mau landing, gak berapa lama kayak main roller coaster kami di dalam pesawat. Memang lagi berawan di atas langit spore saat itu. dan mungkin pesawatnya melaju kencang sekali, dan pas masuk ke awan, pilotnya mungkin hilang kendali. Hampir semua orang di pesawat teriak Allahu Akbar, Ya Allah, Subhanallah, Astagfirullah, semakin seremnya. Sampai ada seorang ibu yang pingsan dan harus membuat para pramunya sibuk membangunkan dan menyadarkan si  Ibu. Ya Allah, thankyou sudah menyelamatkan kami semua.
Sampailah kami di Spore dengan selamat , Alhamdulillah.  Dan untuk informasi, ini pertama kalinya ulan ke luar negeri, jadi agak kemarok,harap di maklumi.
Kesan pertama menginjakkan kaki di Changi aku berkata “ini di hotel atau di bandara?”
Nah, setiap dari mana-mana, aku selalu mencari toiletkan,  nah, aku dapat bilik toilet di bandara ini tuh yang gak ada shower atau alat ceboknya. Ya Allah, risih. Akhirnya, ngadu ke kak Eka, dia bilang, coba cari bilik paling ujung, biasanya ada Shower, dan Alhamdulillah, ada yang ada shower.
Nah, ini kali pertama ulan nulis untuk imigrasi itu. apa ya nama kertasnya? Warnanya orange dan berisi pertanyaan-pertanyaan seputar identitas, urusan kesini, stay dimana, sampai berapa hari kita di negara ini. Aku gak begitu kesusahan sih, karena ibu Tour kami (kak Eka ) udah prepare printnan tiket pesawt, booking hotel, tiket ferry kemasing-masing peserta tour (ulan, uni,bg putra,) supaya ntar ditanya petugas imigrasi gak gagok lagi.
Lagian, adapapan penunjuk cara menjawb kartu imigrasi itu beserta contohnya dalam bahasa INDONESIA.
Dah kan,selesai nulis, kami ganti-gantian karena harus jagain si Khalila sama Zayn. Terus menuju imigrasi, antriannya lumayan panjang karena pesawat beberapa landing di waktu bersamaan. Jadi ramelah yakan. Nah, terus petugasnya memberi instruksi sama kak ekayang bawa ‘budak-budak kecil’ untuk ke bilik imigrasi yang finger print. Jadi kami pisah bilik cari yang antria ngak panjang.
Nah, petugas imigrasinya ulan kira pakai bahasa Inggrislah yakan, ternyata bahasa melayu. Gak susah untukku karena di Tembilahan dulu, bahasa sehari-harinya melayu banjar. Nah, si petugas nanya gini.
“Kamu ***** ********* ya?” “iya” “Berapa hari disini? 3 hari ya?” “iya” “Nanti pulang keBatam ya?” “iya” “letakkan jempolnya di sini” “iya”. Jadi jawabanku Cuma “Iya” .Aku blank sendiri. Dia nanya, dia ngejawab. Mungkin Karena seringnya orang Indonesia kesana kali ya.
Nah, pas ambil bagasi, jalan agak jauh kan, lewati duty free, harganya murah yakarena gak kena pajak. Tempat ambil bagasinya di lengkapi sofa-sofa banyak untuk duduk. Waaah… di manjakan sekali kami.
Terus keluar dari ruang bagasi, bingung karena kami di terminal yang tidak ada MRTnya. Bingungkan, kak eka nanya kepetugas mau ke terminal 2 naik apa? Jadi harus naik bus dulu, bus jurusan terminal 2 terus dari sana baru naik MRT.
Wah, tepat waktu. Itu pikirku saat lihat penanda waktu di tv dengan kedatangan bus.
Lalu,sampai di stasiun MRT, kak eka beliinkartu ezlink buat Ulan dan Uni, serta ngisi duit kartu ezlinknya dan bang Putra. Khalila tidak perlu pakai kartu karena tingginya belum masuk minimal. Jadi Khalila gratis.
Lets go!!!
Nah, kami mau ke Jalan Besar, jadi harus naik yang west line dengan garis biru. Jadi dari stasiun Changi ke Expo, dari Expo pindah Kereta Api dengan line biru menuju Bukit Panjang dan turun di stasiun Jalan Besar.
Kesan pertama naik MRT itu, semua serba cepat. Eskalatornya jalannya cepat, trainnya datang cepat,semua orang jalannya cepat. Mereka seperti keburu waktu. Itu kesan pertama.
Lalu,sampai di stasiun Jalan Besar,kami cari jalan menuju Dickson Street karena hotelnya berada di jalan ini.
Sampai di hotel, aku harus beristigfar banyak-banyak karena toiletnya gak ada alat cebok. Alhasil, perut ini otomatis gak mau buang hajat di hotel. Hahahaha.
Istirahat sebentar, kami jalan menuju Sentosa.  Sebelumnya, kami makan di tempat makan dengan nama ABC, ulan sama bg putra makan nasi briani kak eka uni makan nasi putih. Ayam di sini gedek kali potongannya, lalu wangi kari menyebar dimana-mana. Aku kelaparan setiap keluar dari hotel mencium wangi kari. Dan, Alhamdulillah lagi, makanannya enak.
Makanan Pertama

Seperti tadi, kami gonta-ganti train menuju Sentosa, tapi gak ribet karena jelas di rutenya. Dari Jalan Besar menuju Harbour Front, cek sendirilah ya rutenya. Di Sini.
Aku baru sadar, di beberapa stasiun itu berada didalam MALL. Seperti train menuju Sentosa ini berada di bawah (basement) Mall Vivo.   Nah, dari sininaik train ke Sentosa lagi. Trainnya khusus cumadua gerbong dengan warna yang cantik.
Di sentosa, kami gak main-main di Universal Studio, kami Cuma “Lihat-Lihat”. Kami bagaikan mengelilingi ini pulau. Foto-foto di ikon “Universal” pergi ke Sentosa Marlion, teru ke Tanjong Beach, terus selesai kelilingi Sentosa.

Khalila selalu jadi Bintang di hatiku

Setelah di Sentosa, kami ke Clarke Quay , Tempat makan kata mereka, tapi ya kayak bar gitu. Karena aku lapar, (hahhahaha) maunya makan yang memang bisa di terima perut, ku tak mau yg aneh-aneh, akhirnya Cuma duduk di sebelum sampai Clarke Quay liat orang di lempar pakai Ketapel raksasa. Iya udah,gitu aja terus keMall tempat tadi ada MRT dan makan di BurgerKing. Terus,.. kami pulang ke hotel dan tidur dengan nyenyak.

Talking about love


Assalamualaikum semua.
Ini hari selasa, dua hari lagi insyaallah Ramadan datang. Alhamdulillah. Tapi, tulisan kali ini tidak ada sangkut pautnya dengan Ramadan.
Ulan mau ngobrol tentang cinta. Ceileh. Hahahaa. No no no. bukan tentang pacar-pacaran ya.

Kan karena ulan sedang ‘sendiri’ aku jadi bertanya-tanya “apakah Allah SWT mengirimkan cinta untukku?” dimana orang lain kebanyakan sudah menemukan pasangannya, sudah menemukan orang untuk berbagi cerita hidupnya, untuk  mencurahkan perasaannya. Yah, seperti itulah. 
Ada lirik lagu yang berkata “seperti apa hari ini yang telah dilewati, pasti terpikir di jalan pulang” , yap benar, aku memikirkan segala sesuatu di jalan pulang. Karena, saat di jalan pulang aku tidak melakukan apa-apa jadi pikiran random  kadang masuk di kepala. Dan, aku suka berpikir, “apakah hari ini aku sudah menemukan cinta?”
Lalu, dari pikiran di saat pulang, aku mengulang peristiwa hari itu. apa yang aku bicarakan, apa yang ak makan, apa yang aku beli, apa pelajaran hari ini, siapa saja yang aku temui, aku mereviewnya kembali. Dan aku terkadang senyum sendiri saat menyadari teman-temanku “melindungiku”. Seperti kalau aku jalan, meleng dikit, mereka akan menarikku agar jalanku aman, atau kalau ada yang menggombaliku mereka akan menjaga agar aku tidak baper, atau saat aku menutupi kesedihanku di hari itu mereka entah mengapa bisa tahu dengan melakukan sesuatu yang membuatku gembira. Itu cinta?
Lalu, saat aku hilang tanpa kabar di sosial media  ketika aku sedang mencoba menjaga jarak dan mereka tidak menemukan kabarku  di statusku, mereka akan menghubungiku dan bertanya apakah terjadi sesuatu denganku. Itu cinta?
Atau saat ibu dan ayahku menelponku berkali kali hanya untuk bertanya “dimana?” . Disaat  kakak dan adikku mau saja disusahkan hanya untuk kepentinganku, itu cinta?
Lalu saat kamu bertanya dan aku menjawab,itu cinta? (yang ini apa sih? Hahaha)
Ketika ponakanku badannya panas, dan aku sibuk menghubungi mamanya untuk mengabarin, atau saat aku mencemaskan adikku yang pulang larut malam. Itu cinta?
Atau saat temanku menuliskan sesuatu nasehat di bukuku. apakah itu cinta?
Yang pasti, ketika perasaanku menjadi bahagia, menjadi tentram, menjadi tenang, menjadi takut, menjadi cemas, dan menjadi khawatir akan hidup dari orang-orang disekitarku dan aku akan lega ketika melihat mereka tersenyum. Yah, perasaan itu bisa membuatmu menangis dan tersenyum di waktu yang sama.
Jadi, apakah Allah SWT sudah mengirimkan cinta padaku?

Cerita tentang Tesis.


Assalammualaikum semua. Semoga Allah tetap menyayangi dan memberikan kebaikan dari setiap nafas, langkah dan hati kita.

Sebagaimana yang banyak orang sudah tahu, aku sedang menulis tesis. Yap, aku sudah masuk tahun terakhir sekolah s2 ku. Terus mau kemana? Aku sih masih ingin mencoba jadi PNS. Tapi belum tau mau coba instansi ana. Gagal? Yah, gagal memang menyakitkan, tapi karena gagallah kemudian hari aku akan mendapatkan kebahagiaan, aku percaya, ada harga dari usaha, dan Allah telah menuliskan rejekiku, tinggal aku bagaimana cara aku menggapainya.

Back to topic ya, susahan mana Lan, tesis atau skripsi? Jawabanku adalah skripsi. Hahahaa. Bukan sok pintar, tetapi entah kenapa dari awal mengajukan judul sampai kemarin seminar proposal, aku mendapatkan jalan yang lancar, memang pasti ada bebatuan di jalan, tapi aku anggap itu hanyalah kerikil kecil yang tak menganggu tetapi akan membuatku berhati-hati.

Kok gitu? Mungkin, karena umur aku yang sudah dewasa jadi pemikiranku juga berkembangkan, saat dulu mengerjakan skripsi, aku tidak menikmatinya, pikiranku hanya ‘aku harus tamat cepat’ dan itu menjadi beban untukku. Kalau materinya, biasa saja. Selayaknya skripsilah, kita ambil dari teks-teks yang udah ada lalu meneliti dengan yang terjadi di kehidupan nyata, gak susah. Sedangkan tesis, malah harus menulis dengan teori yang akan kita gunakan dalam penelitian. Tapi karena itu tadi, aku tidak menikmati prosesnya.

Malah sebenarnya kalau prosedur , ribetan tesis. Kalau skripsi dulu jalurnya:
Ajuin judul -à acc kejur à minta persetujuan doping à bimbingan outline dan bab 1 doping 2 àbimbingan outline dan bab 1 doping 1 à outline dan bab 1 di setujui doping à meneliti (bab 2,3,4) àbimbingan lagi ke doping 2 dan 1 à revisian à disetujui doping à disetujui kajur àsidang
Nah prosedur tesis
Uji bersih judul àajuin judul ke sekretaris pasca àminta persetujuan doping à selesaikan rencana proposal àbimbingan doping 3,2,1 à revisian àdisetujui à kolokium à revision kolokium dan bimbingan untuk outline ke doping 3,2,1 à meneliti à bimbingan lagi à revisianà acc doping à seminar hasil à revisian seminar hasil à sidang
Belum lagi syarat syarat yang harus di penuhi sebelum sidang, harus punya jurnal buat ambil ijazah. Waaah ribet kan ya.

Tapi itu tadi saudara, aku bahagia. Alhamdulillah, karena kebaikan Allah kepadaku, jalanku lancaar saja, apalagi dopingku ‘gaul’, mau di telpon, mau di sms, kadang nelpon balik. Yang penting sama mereka sopan. Tidak susah bertemu dengan mereka, dan mereka tepat janji. It the best. Kapan mereka janji harus ketemu, tidak ada drama pengantar lainnya, kalau udah jamnya ketemu mereka akan stay di tempat janjian, misalnya di ruangan departemen, di ruangannya, di kampus lain. Kan ada ya, yang punya rejeki dopingnya di sms gak balas, ditelpon gak diangkat, di tunggui gak nongol juga. Dan aku tidak mengalaminya (sebenarnya pas skripsian dopingnya  sama baiknya).

Ada drama? Ada dong. Sebenarnya lagi, dramanya lebih heboh daripada pas skripsian. Waktu skripsian dramanya hanya aku yang segan untuk menghubungi dosen, aku yang mau cepat-cepat, aku yang merasa terbebani, dan masalahnya adalah AKU. Malah suatu ketika, dosen pembimbing 2 skripsiku malah mau nelpon aku buat bimbingan, kirim email hasil bimbingan, dan ngasih jurnal dan bahan bacaanku. Tapi waktu itu masalahnya adalah AKU. Anehkan ya, mikir sendiri apa yang mau di tulis, malah diri sendiri yang nyusahin.

Drama tesis ini, sebenarnya judul yang aku ambil terasa sulit untukku. Karena aku sadar harus ke Indonesia bagian timur untuk meneliti sebelum di acc. Doping 3,2 sudah memberikan bimbingan dan arahan bagaimana tulisan ini baiknya di buat. Nah di doping 1 malah minta ganti pembahasan yang notabennya aku harus menganti objek penelitian yang lebih spesifik. Oiya, harus di ketahui, kita bisa naik bimbingan ke dosen selanjutnya,kalau sudah di acc dari doping dibawahnya. Nah, jadikan udah acc dari doping 3,2, sama doping 1 rombak latar belakang. Dan aku bahagianya, doi tidak bulat nyuruh ganti tanpa adanya arahan. Aku bimbingan, debat, memberikan komentar saat bimbingan doping 1, aku mempertahankanlah yakan pendapatku, tapi akhirnya dengan sabar dan penuh pengertian doping 1 mengarahkan dan memberikan baik buruknya pembahasan rencana proposal ini kepadaku.

Drama lagi, ketika  aku harus mencari lagi buku,mengantii literatur, mencari bahan,kasus, berita untuk menguatkan latar belakangku. Tapi itu tadi,aku bahagia. Entah kenapa aku merasa semangat untuk mengerjakannya. Padahal sekarang tidak ada seorang yang menyemangatiku (a.k.a pacar), tapi aku bahagia. Rasa semangat dan bahagia ini yang dari awal hingga hari ini membuatku rajin mencari tahu.

Dan rasa semangat dan bahagia ini juga yang membuat seminar proposalku berjalan lancar dan menyenangkan. Alhamdulillah sekali, aku sangat bersyukur pada Allah SWT. Saat seminar proposal kemarin (kolokium) merupakan seminar proposal yang paling menyenangkan daripada seminar proposal lain yang pernah aku datangi. Bukan karena itu diriku, tapi memang seminar itu membuat bahagia.
Photo by dek Yasser. thankyou bro

Akhir kata, Aku berdoa kepada Allah SWT untuk terus memberikan rasa menyenangkan ini kepadaku sampai nanti aku dinyatakan lulus s2. Di mudahkan dalam meneliti nanti,dimudahkan dalam biaya,dimudahkan untuk ketemu narasumber, dimudahkan dalam administrasinya, dan dimudahkan segala-galanya. Dan aku ingin, penelitian aku ini akan memberikan kebaikan pada semua orang, memberikan jawaban dari masalah yang dihadapi Indonesia,dan berguna untuk bangsa dan negara. Aaamiiiin.

Binjai, 6 Mei 2018
ULAN