Assalamualaikum.
Pagi ini
mendung, dan mendung selalu punya cerita.
Postingan
kemarin ulan bilang next akan cerita tentang religi, kayaknya hasilnya nanti gak terlalu regili, hanya cerita tentang saya yang menemukan kenyamanan. Berat ini soalnya, saya agak takut
nulis tentang sesuatu yang menyangkut agama, karena saya masih dalam proses
belajar.
oke, Saya mulai.
Tahun ini,
saya dapat banyak pengalaman, dari pengalaman berteman, pengalaman falling in
love lagi, pengalaman mendapatkan sifat teman yang lumayan gak disuka,
pengalaman gagal dalam ujian cari kerja, pengalaman apa lagi ya… mungkin akan
berlanjut sampai desember nanti dan seterusnya dan seterusnya.
Jadi,
saya bersyukur kepada Allah selalu diberikan teman yang (hampir) selalu baik.
Mereka rajin mengingatkan kan kalau saya salah, bertanya kabar, mengajak
beribadah, menceritakan hal baik dan buruk untuk menjadi pelajaran hidup. Perjalanan saya menemukan kenyamanan ini, mereka salah satu penyebabnya. Dan,
saya menyadari kalau teman-teman saya sayang kepada saya, dan saya kadang
merasa bersalah karena tidak bisa memberikan rasa sayang yang sama dengan teman-teman.
Maafkan ulan ya we.
Dasarnya
dulu, saya bukan orang yang rajin beribadah, rajin dengerin ceramah, rajin puasa,
berbuat baik pada orang lain, malah singkat cerita saya agak individualis yang
berarti saya sedikit liberal. Jadi yang penting saya bebas, masa bodoh dengan kata orang yang penting senang, itu aja.
Kalau cerita religi, perempuan banyak certa tentang jilbab, sayangnya ini bukan cerita tentang jilbab. Saya memang
memakai jilbab kalau di kampus, tapi beberapa kali melepas jilbab saat jalan
bareng teman. Saya dulu pernah posting tentang alasan saya memakai jilbab, tapi
saya hapus. Kok dihapus? Karena, saat saya menulis postingan itu dulu, saya
mantap memakai jilbab walaupun niatnya hanya untuk ke kampus saja, tetapi
rasanya tidak enak ketika saya menyadari kalau postingan saya di instagram
keseringan tidak pakai jilbab. Dan saya rasa tidak sejalan kan dengan yang
ditulisdan yang di post di ig. Kok rasanya aneh gitu. Nah, selanjutnya saya
hapus, karena merasa aneh juga. Kadang banyak orang -saya juga masih
melakukannya sampai sekarang tulisan ini saya buat- yang kalau keluar dekat
dekat rumah tidak pakai jilbab, misalnya ke warung, ke indomaret, jajan bentar
keluar, ke pasar, pokoknya ketempat yang tidak perlu memikirkan gayalah. Saya
merasa aneh saja. Tapi, Inshaallah akan berubah dengan lebih rajin pakai jilbab dan berusaha yang terbaik karena pakai jilbab wajib ya kan.
Nah, awal
tahun ini saya berpikir, apa yang saya cari ketika semua rencana besar saya
gagal terjadi. Saya jatuh disuatu titik bosan, malas, gak punya rencana, dan
mengakibatkan saya malas bersyukur pada Allah SWT. Yah, intinya saat itu saya
kesal padaNya karena memberikan saya bayangan, rasa, rencana dimana saya
berusaha menggapainya tapi Dia tidak memberikan saya kesempatan untuk
mendapatkannya. Dan yang mengesalkan buat saya, saya tahu tidak ada yang bisa
mengabulkan semuanya kecuali Allah SWT. Nah gimana tuh? Saya kesal padaNya tapi
hanya pada Dia saya dapat meminta.
Dan
diatara kegalauan tersebut, saya ikut volunteer di suatu aktivitas –di post
kisah di 2017 part 1. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, kegiatan ini
membuat saya banyak banyak bersyukur dan bahagia luar dalam saat itu.
Dari
kegiatan itulah saya punya lagi tujuan hidup, merasa masih ada yang harus saya
kerjakan, punya semangat lagi, jangan mau kalah sama anak SD, dan saya merasa
Allah SWT sudah terlalu baik pada saya daripada dengan orang lain.
Jadi, apakah saya masih tidak mau bersyukur?
Selanjutnya,
saat Ramadhan tiba. Selama hidup ulan, Ini Ramadhan terbaik, Alhamdulillah ya.
Disini saya berusaha memaksimalkan semua yang saya punya dan yang saya bisa
lakukan. Dan apa yang ulan lakukan dan kerjakan saat Ramadhan kemarin, wajib
sebenarnya, tapi rasanya menyenangkan dan saya menikmatinya. Saya merasa damai dan merindukannya lagi
lagi dan lagi. Ternyata, kemana saja
saya selama Ramadhan yang lalu –walaupun Ramadhan masa kecil saya saaaangaaaaaaat
menyenangkan, karena konten saat anak-anak dan dewasa berbeda loh.
Di Ramadhan ini saya akhirnya
menjalin lagi komunikasi sama beberapa orang yang tidak cocok dengan saya, dan
saya pernah merasa bahwa tidak akan pernah berteman lagi dengan mereka, tapi
kenyataannya, di Ramadhan ini saya berkomunikasi kembali dan hubungan jadi baik kembali.
Lebaran
juga menyenangkan, lebaran tahun ini ulan merasa jadi lebih dekat dengan
teman-teman ulan -teman? mereka lebih daripada teman, ulan sebut mereka 'sahabat'. Walaupun kadang suka lupa waktu jalan bareng
mereka, tapi ulan mendapatkan cinta yang baik dari mereka. Kok gak bareng keluarga lebarannya? Sejak
kakak-kakak ulan nikah, yah im alone… mereka kan pergi ke rumah mertua
masing-masing, dan keluarga banyak di padang ayah ibu juga pulang ke padang
beberapa hari lebaran dan keluarga yang di binjai hari pertama sudah pada
ketemu.
Dari
kebahagiaan dan kesedihan yang ulan rasakan di tahun ini, ulan merasa jadi
lebih positif sih. Banyak juga pelajaran yang ulan dapat. Dan ulan
merasa, Allah baik banget ngasih ulan banyak orang baik, banyak orang
yang sayang sama ulan yang kapan ulan sedang butuh mereka siap pasang badan
buat saya, gak kekurangan dalam bidang ekonomi masih bisa makan berkali-kali
dalam satu hari dan mau beli lipstick masih ada duit.
terakhir..
Yang saya sadari ketika saya
bersedih, maka hal yang membuat saya bersedih memang bukan hal yang baik buat
saya dan kemudian hal itu membuat saya kembali bahagia karena ternyata saya menjauhi
hal yang tidak baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar