Halo. Aku di kantor baru, masih bengong bengong kan, belom
ada dikasih kerjaan sama atasan. Aku menikmati sih, karena aku yakin gak lama
lagi aku akan diberikan gundukan berkas yang harus kuperiksa. Wkwkwkk.. pede? Haruslah.
Negara akan rugi menyianyiakan aku di
kalau gak dikasih kerjaan.
Oke. Aku mau cerita tentang Layangan Putus, jika dia
berselingkuh. Oke berselingkuh ya, kalau pindah ke lain hati, itu gak bisa kita
cegah, rasa jatuh hati sama orang lain itu bisa aja datang tanpa di undang, tinggal
bagaimana diri kita menjadikan jatuh hati itu tidak menyakiti orang lain,
menjaga agar tetap setia dan menerima pasangan yang ada sekarang.
Jadi, aku sama pacarku udah pernah ngobrol tentang ini. Aku bilang,
kalau sudah jadi suami istri kamu selingkuh ya silahkan, bukan berarti aku gak
sedih, gak marah gak kesal, pastilah aku sedih marah kesal, tapi dia harus tau
konsekuensinya. Aku hanya tidak mau marah marah, menjerit menjerit, memukul,
mendatangi perempuan itu sambil melakukan kekerasan,memaki maki, gak, aku tidak
akan melakukan hal itu. Karena tanpa melakukan itu pun aku pasti sudah
menderita ketika pasanganku selingkuh.
Aku pernah melihat perempuan yang setia di selingkuhi suaminya
menjadi hancur, aneh, sedikit gila kurasa disaat itu. Gak memperhatikan anak
lagi, curiga terus, marah-marah ke semua orang, dan tentu saja anak adalah
manusia pertama yang akan menjadi pelampiasannya. Apalagi jadi jelek, tidak
merawat diri, gimana mau cantik orang hatinya lagi hancur, kan ada tuh pepatah
hati wanita terpancar dari wajahnya. Kasihan kan?
Jadi, aku gak mau hal itu terjadi kepadaku. Aku bilang ke
pacarku, silakan selingkuh, tapi tinggalkan aku, pergilah sama wanita itu, aku
gak papa, karena kalau kamu sudah selingkuh denganya berarti aku sudah tidak
ada artinya lagi bagimu, kalau aku ada artinya tidak mungkin kau menyakitiku.
Gimanapun juga, alhamdulillah aku bekerja, untuk diriku
sendiri aku bisa menafkahi. Apalagi, banyak aku lihat pasangan suami istri yang
bercerai, biasanya anak itu si istri yang membiayai kebutuhan anak, suami
kemana? Suami sudah sibuk sama istir dan anak dari yang lain sampai tidak
memberikan nafkah ke anak. Mungkin itu ya sering perempuan yang mendapatkan hak
asuh anak bilang dirinya “single parent” padahal tuh anak ada bapaknya. Tapi kalau
kejadian samaku (amit-amita) setidaknya anakku tiap bulan masih bisa makan
nasi.
Aku juga merasa gak jelek-jelek amat, lumayan pintar sih aku
(kalau gak mana jadi ASN kan?), pandai bergaul, jadi melepaskan satu orang yang
membuatku tidak bahagia bukanlah perkara sulit bagiku. Walaupun pasti aku sedih
dan hancur. Tapi, paling penting hatiku kan? Diriku adalah yang paling penting
untukku. Karena, aku tidak suka bersedih.
Ngomong-ngomong, aku ngetik ini sambil memandang bukit
barisan yang sedikit tertutup awan. Masyaallah. Ternyata aku kecil sekali
diantara ciptaan Allah SWT.
Jadi aku percaya,
kalau PR perempuan itu bukan hanya berusaha menjaga rumah tangga setelah
menikah, tetapi dimulai dari mencari calon suami. Semoga aku, dan kamu yang
membaca tulisan ini, dapat menemukan pria atau pasangan yang tepat untuk kita,
yang memang sesuai dan melengkapi kita. Karena menikah itu untuk bahagia, kalau
tidak bahagia untuk apa menikah? Toh hidup Cuma sekali, surga saja belum tentu
di dapat masa menciptakan neraka di dunia?
Tapi aku tidak berharap hal ini terjadi sih kepadaku dan kepada siapa saja.
salam
Ulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar