Kerja
Kelompok
Beberapa hari yang lalu di kampus
saya mendapat tugas kelompok membuat suatu kliping berita dan dianalisis.
Maklumlah, anak hukum ya analisis berita itu biasa, tapi kalo menganalisis
sendiri dan bukan kelompok. Kerja kelompok merupakan hal biasa
kan untuk tugas,dari tugas sekolah, ekstrakulikuler, dan kegiatan lainnya. tujuannya juga bagus untukmenyatukan kita dan agar tugas lebih ringan di kerjakan bersama. Saya
kalo untuk ekstrakulikuler biasa untuk berkelompok menyelesaikan sebuah tugas,
dan kalau untuk tugas pelajaran yang dikerjakan berkelompok akan membuat otak
saya berkerut. Otak saya berkerut karena, harus memilih kelompok sendiri, yang
pasti dipilih para kawan koncokonco yakan,
nah itu masalahnya. Kalo yang milih anggota itu si guru atau dosen saya
agak sedikit tenang, karena mereka pasti ngasih atau nyaranin siapa yang jadi
ketua kelompoknya, jadi ada yang ebrtanggung jawab untuk satu kelompok
tersebut. Nah kalau isinya kawan konco, bergosip ria yang ada kan, tugas terbengkalai (seringnya begitu)hahahahaaaa....
Kali ini saya akan bercerita
pengalaman dan unek-unek saya kerja kelompok, dari yang menyenangkan, sampai
yang menyakitkan. Kenapa saya ceritakan, agar pembaca bisa mengambil hikmah apa
yang harus dilakukan dan tidak dilakukan.
Pengalaman pertama saya, ketika SD
disuruh membuat suatu prakarya yaitu membuat kainlap yang digantung itulo.
Jadi, disini guru menentukan kelompoknya jadi gak bisa milih-milihkan mau sama
siapa, dan beruntungnya saya, si ketua kelompok adalah salah seorang siswa yang
dikenal pintar dan sempurna. Yah, beruntung ya saya dan malang bagi dia
mendapatkan saya sebagai anggotanya. Hahahahaaa….
Tidak terlalu banyak bekerja,
menentukan bahan, membeli bahan, mengumpulkan uang, menentukan desain dan juga
mengerjakan si ketua yang menentukan dan membagi-bagi tugas kami, oke, disini
kami menyelesaikantepat waktu, tanpa ada berantam dan suka tidak suka, kami
juga mendapat nilai bagus.
Lalu pengalaman selanjutnya ketika
SMP kelas 7 (disini sistem kbk udah diterapkan) pelajaran seni rupa dan kali ini menari,
saya mendapatkan kelompok yang agak menyakitkan hati ya. Kali ini juga si guru
yang menentukan anggota kelompok, tapi tidak menentukan siapa ketuanya, jadi
semua satu kelompok itu ketua dan anggota, tidak ada yang bertanggung jawab
sih. Dan akhirnya dengan inisiatif saya, saya yang mengatur semuanya, dari
mengumpulkan anggota, menentukan tempat latihan sampai menyiapkan peralatan
untuk pertunjukan di kelas (karena disini narinya nari persembahan, saya yang
membuat tepak dan menyuruh teman-teman saya membuat lidi-lidi yang di lilit
kertas kado-lupanamanya). Seperti dugaan karena tidak ada kerja sama, kami
mendapat nilai terjelek dan membuat mukak saya jelek sejelek-jeleknya. Sial!
Lalu disemester 2nya kali ini kami
mendapatkan sebuah kelompok baru yang diundi, lagi-lagi tidak ditentukan siapa
ketuanya. Kelompok saya kali ini disuruh membuat sebuah drama komedi
–masing-masing kelompok dapat tugas berbeda. kami disini sepakat untuk
mengadaptasi cerita dari extravaganza yang dulu sedang popular-populernya. Para
kelompok secara tidak langsung menjadikan saya ketuanya, dan karena itula
mereka mendengarkan ide-ide dari saya ditambah ide ide mereka yang mendukung.
kami menentukan pakaian bersama, peralatan bersama, dan latihan yang hanya 1
hari dengan skrip yang saya buat atas ide teman saya. Oke, disini pentas kami
mendapat nilai baik, walau bukan terbaik.
Kejadian selanjutnya saat saya kelas
9 SMP. Karena saya termasuk anak baru disekolah ini –semester2 SMP kelas 8 saya
pindah sekolah mengikuti orang tua yang pindah tugas- saya dipilih wali kelas
untuk menjadi ketua kelompok dalam mata pelajarannya. Disini sistem kbk udah
berubah dan mata pelajaran ips digabung semua jadi matapelajaran IPS, tidak di
pisah ekonomi, sejarah, sosiologi, dan geografi. Dan kelompok ini berjalan
dengan baik sampai selesai satu semester yang ditetapkan ibuguru itu.
Lalu di masa yang sama pelajaran
muatan lokal, kali ini kami belajar tentang listrik dan bagaimana merangkai
lampu diatas triplek. Disini kelompok dipilih berdasarkan tempat duduk dan
kelompok saya wanita semua. Jelaskan WANITA SEMUA dengan merangkai listrik.
Disini juga ketua tidak ditentukan, tapi karena teman-teman saya secara tidak
langsung juga mengikuti instruksi saya akhirnya mereka memilih saya sebagai
ketua. Oke, saya menggilir mereka mengambil alat satu-satu setiap minggu,
sampai akhir semester. Dan kelompok ini bisa dibilang berhasil.
Saat SMA kelas 10 dulu ya pasti juga
ada kerja kelompok. Dan kali ini dikelas 10 yang notabennya belom terlalu dekat
kami sudah di kelompokkan dalamsatu kelompok di pelajaran muatan lokal yang
mengambil tugas membuat majalah. Kebetulan saat itu ekskul saya yang merupakan
ekskul sastra sedang membuat majalah dan jadinya itu adalah kesempatan besar
untuk saya belajar tentang redaksi. Jadi kelompok itu yang terdiri dari 5 cewek
dan 1 cowok ini kami menyelesaikan dalam waktu yang cepat tetapi seperti saya
sendiri yang mengerjakan. Oke kami mencari bahan artikel dan lain-lain bersama,
menentukan bersama, mengetik bersama dan lainnya,tepatnya kami membagi tugas
untuk cepat selesai. Karena di kelompok saya itu yang masuk ekskul sastra saya
sendiri dan kebetulan saya masuk redaksi majalah sekolah, mau ngak mau saya
lebih pengalaman daripada mereka. Apalagi tugas saya (individu) membuat cover
majalah di puji guru dan jadilah saya semua yang mendesain logo majalah,
mengedit, memasukkan dalam satu halaman dengan corel draw sampai mengeprint dan
menjilid serta teman teman sekelompok saya hanya membantu doa. Sial! Tapi ya
gak papalah, tidak semua orang beruntung seperti saya yang masuk dalam redaksi
majalah sekolah dan lumayan mampu mengedit dan lainnya untuk satu majalah. Akhirnya saya menyelesaikan tugas kelompok itu
tepat waktu daripada kelompok lain. Hiks, sedih karna teman-teman sekelompok
tidak dapat membantu banyak dan senang karena lagi-lagi di puji hasil karya
saya.
Kelompok di kelas 10 ini di semester
selanjutnya pelajaran bahasa Indonesia lagi-lagi milih kelompok sendiri untuk
membawa drama yang diadaptasi dari dongeng, dan para konco-konco saya mencar
kelompoknya karna saya terlambat milih,dan akhirnya saya memilih para teman
saya dan lagi-lagi wanita semua. Huuft,… teman sebangku saya pun yang kecil
imut-imut juga kali ini masuk kedalam kelompok saya –jarang ya pud kita
sekelompok, hiks.
Nah, disini teman –teman saya
memilih saya untuk mencari dongeng yang di perankan wanita semua. Saya langsung
berpikir bawang putih bawang merah, tapi kan ada pangerannya, gimana donk? Akhirnya
pangeran di tiadakan dan ceritanya di rombak abis. Hahahaaaa… imajinasi saya
kali ini berguna. Dengan masukan dari teman-teman dan melihat karakter para
pemain jadi deh sebuah drama yang memukaaau.. gimana tidak memukai, saya
membuat teman sebangku saya yang notabennya ngomong “iya” aja susah, inidisuruh
centil menjadi ibu peri –tadinya ikan, masak dia disuruh mengeliat jadi ikan,
uwaaat kan? Saya disini berperan menjadi bawang merah. Masalaaah yang luar
biasanya adalah, di hari H pemeran utamanya si bawang putihnya tidak hadiiir. Jadilah
saya mengganti peran para pemain, dan naskah disuruh ngapal sama yang lain. saya
lupa seperti apa ceritanya,di lain waktu akan saya ceritakan. Dan naskah yang
sudah sempurna di rombak habis sama kami,dan tampillah kami dengan lelucon yang
menyenangkan. Dan kami menjadi yang terbaik yang tampil hari itu. –pud, kamu
menjadi ibu peri yang menakutkan saat itu.
Hm, di kelas 11 SMA, hampir setiap
pelajaran mengharuskan membuat kelompok untuk membagi-bagi tugas, kali ini saya
akan menceritakan kelompok yang gagal dan berhasil. Dari pengalaman saya ini,
komunikasi dan jadwal deadline harus ada karena setiap kelompok akan maju dan
mengambil nilai tiap minggunya. Dan juga materi harus di pahami dan banyak Tanya
sama guru.
Suatu ketika kelompok saya berhasil
membawakan materi dari pelajarn biologi. Kali ini kelompok di tentukan dari
undian. Beruntung saya sekelompok sama ketua kelas yang sangat perfeksionis,
dan gadis-gadis pintar tapi nyantai. Hahahaaa… di kelompok ini, ya namanya
wanita kalau ngumpul pasti ngerumpi, dan rumpian kami saat itu adalah drama
korea The Great Queen Soendok. Dan malangnya ketua kelas yang dapat sekelompok
sama gadis-gadis tukang gossip. Tapi, dia tidak marah dan membiarkan kami
bergosip ria, tapi tetap memberikan kami tugas masing-masing yang dikumpul
hanya dalam waktu sehari. SEHARI!!!! Dan itu membuat kami menyesal telah
bergosip saat dia sedang menjelaskan. Pada begadang deh, tapi besoknya bahan
yang di kumpul didiskusikan dan di potong yang mana yang perlu dan yang tidak,
jadilah kelompok kami yang terbaik kali itu.
Cerita malangnya di salah satu
kelompok dikelas 2 ini , saya yang tidak mendapat kelompok memasukkan sendiri
diri saya ke sebuah kelompok yang isinya cowok semua. Mereka terima-terima saja
saya masuk kekelompok mereka, dan itu menjadi hal yang mengegerkan otak saya. Sekelompok
sama cowok yang berjumlah 4 orang dan saya sendri cewek. Yang lainnya memang
membantu tapi untuk laporan saya yang menulis karna menurut penelitian tulisan
saya yang paling cocok untuk menulis laporan –saat itu dalam benak saya, mereka
malas nyatat kali ya. Tapi karna mereka tepat waktu ngumpulin tugas dan mereka
pintar jadi semua gampang. Masalahnya, saat mulok dan kimia di gabung
pamerannya –ketika itu kami ada pameran yang diadakan perkelas. Dan sedihnya
kelompok kami mendapat meja yang sangat sepi. Kelompok lain memamerkan hasil
mulok dan kimianya serta berdagang makanan, nah kelompok kimia saya –muloknya beda
kelompok- adam ayem Cuma seadanya, dan poto-poto yang ditempel mendadak dan
kain batik sebagai taplak meja yang standart abis. No problem, yang penting
dapat nilai. Hahaha…. Langsung lanjut kekuliah ya.
Semester satu kuliah, kelompok yah,
karena pada malu dan adem ayam berjalan dengan lancar dan tidak terlalu
mengesalkan. Di semester 4 ini, salah satu pelajaran mengharuskan untuk membuat
kelompok. Dan disinilah masalahnya adalah, tidak ada ketua dan jadwal deadline yang
harus di kerjakan. Saya tipe orang yang menyelesaikan kerjaan jauh hari sebelum
dikumpul, nah teman-teman saya ini adalah yang tipe adem ayem yang penting
selesai. Dan saya yang mengerakkan mereka untuk mengerjakan tugas. Tapi hasilnya
tidak maksimal menurut saya.
Jadi para pembaca yang kesal dengan
kelompoknya atau untuk membuat kelompok jadi solid, saya rasa beberapa saran di
bawah ini dapat di pertimbangkan.
1. Kalian
harus memilih penggerak, walau secara to the point atau secara tidak langsung. Misalnya
dikelompok kalian ada yang pintar dalam mapel itu atau memiliki otak yang
kalian rasa bisa menjadi pemimpin, kalian bilang aja, kamu aja yang jadi ketua
kami serahkanlah kekamu apa yang harus kami kerjakan. Atau kalian bisa secaara
tidak langsung bertanya padanya “kapan kita kerjain tugas kelompok, kamu atur
ajalah,” saya rasa cara seperti ini dapat mengisyaratkan kalau kalian meminta
dia untuk menjadi ketua, atau kalau tidak ketua sebutan lainnya penggeraklah.
2. Ikutin
apa kata si pemimpin/penggerak, dan sepakatain deadline dan cara pengerjaan. Dan
kalian harus konsisten dengan deadline yang disepakati sebagai akhir untuk
pengumpulan tugas. Kenapa demikia? Agar kalian dapat membahas atau membaca
hasil kerja kalian jika sewaktu-waktu pengajar kalian menanyakannya, atau agar
dapat dicari dimana kekurangan atau kelebihan dari tugas kalian.
3. Jika
kalian ikut ekskul atau klub atau semacamnya lah, jangan jadikan itu alasan
untuk kalian bolos dari kerja kelompok, atau menjadikan alasan untuk molor
mengumpul tugas. Karena itu akan menjadikan kelompok kalian babak belur untuk
menyelesaikan tugas.walau teman kalian senyum senyum dan mengiyakan, saya yakin
bahwa dia menyumpah serapah kamu yang beralasan untuk tidak bekerja sama walau
kamu pada akhirnya ikut turut serta dalam penyelesaian tugas. Ingat sekolah
atau kuliah adalah yang nomor satu, yang lainnya hanya pendukung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar