Assalammualaikum pembaca Cuap-cuap
Ini hari ke
13 di tahun 2018, akhirnya aku nulis lagi.
Aku mau ngasih kabar gembira. Judul thesis aku di
terima … oiyeeee… welcome thesis. Kok senang? Ia dong, berarti sebentar lagi
aku aku akan mendapat gelar magister. Sesungguhnya aku agak sedih sih, setelah
ini, apa yang akan aku lakukan? Aku punya beberapa rencana di tahun ini yang
ingin aku realisasikan, semoga Allah mengizinkan, Amiin. Dan aku akan
membagikan ceritanya di blog ini saat aku telah –sedang- menyelesaikannya.
Oke, hari ini aku mau cerita, apa sih enaknya
menjadi orang dewasa?
Tema ini sudah lama muncul di kepala tapi aku selalu lupa menuliskannya.
Ngomong-ngomong, saat aku menulis ini, hujan turun, gak deras dan gak gerimis,
asik lah pokoknya.
Saat
aku masih anak anak dan remaja, aku sering berharap untuk menjadi orang dewasa.
Kenapa? Aku melihat kakakku lebih terlihat menarik ketika mereka dewasa, ada
tanggung jawab yang mereka emban, pemikirannya pun lebih luas ketika mereka
berbicara rasanya semua orang menatap kagum ke mereka. Bisa nongkrong di café,
bawa tas sandang bagus, pakaiannya warna-warni, bisa pakai lipstick, apa lagi ya..
pokoknya hal-hal yang menyenangkan lah. Intinya, mereka menentukan jalan hidup
mereka sendiri, begitulah pengelihatan aku saat itu.
Sekarang,
setelah umurku sudah termasuk dewasa, apa yang aku rasakan? Menyenangkan
memang. Aku bisa jalan kesana kesini sendirian, aku bisa berbicara dengan
pendidikan yang aku dapat, aku bisa nongkrong di café dan memesan makanan
kebarat-baratan. Bisa berbicara dengan nada berwibawa, bisa makeup-an,
mengendarai kendaraan sendiri, dan aku bisa memutuskan apa yang mau dan tidak
mau aku lakukan.
Ada
saat aku ingin kembali ke masa anak-anak dan remaja ketika aku merasa jenuh dan
tertekan dengan kehidupan yang aku jalani sendiri.
Karena…
Bertanggung jawab
setelah dewasa bukan hanya seperti kamu mecahin vas bunga lalu kamu ganti dengan
vas bunga yang sama, tapi lebih luas dari pada itu. Setelah dewasa ketika kamu
memecahkan sebuah vas bunga, sejujurnya kamu tidak bisa mengantinya dengan vas
bunga yang sama persis karena di vas bunga yang pecah tersebut memiliki cerita
dan kenangan dari pemiliknya dan kamu tidak bisa mengembalikan hal itu.
Berbicara di depan umum
juga tidak segampang ketika kamu membacakan tata tertib sebagai MC di acara
dimana kamu menjadi panitianya. Setelah
dewasa, kamu akan mendapati tata tertib yang kamu bacakan akan kacau ketika si
pemateri berbicara melewati masa waktu yang di tentukan, kamu akan mencari cara
bagaimana agar waktu yang telah disepakati akan tetap sebagaimana rencana,
walaupun kamu harus disindir karena memberikan kode times up. Kamu harus punya wawasan
dan bacaan yang banyak dan dapat menjawab pertanyaan yang datang padamu dari
orang lain.
Dan ketika kamu menjadi
dewasa, cantik atau tampan saja tidak akan berguna kalau kamu tidak memakai
otakmu dan hatimu. Kenapa? Karena kalau kamu cantik tapi hatimu jahat dan buruk
serta bermuka dua, kamu akan kalah pada seleksi alam. Kalau kamu cantik tetapi
ternyata kamu bodoh, orang juga kan mengejekmu. Lipstickmu tidak akan membantu
ketika kamu tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Ketampananmu juga
akan berkurang ketika attitude yang kamu perlihatkan buruk.
Menjadi dewasa juga bukan
soal ‘hanya dirimu’ saja. Menjadi dewasa kamu harus berhati-hati dalam
bertingkah laku, karena apa yang kamu lakukan secara langsung dan tidak
langsung akan di contoh oleh anak-anak yang melihat kamu. Yah,bukan hanya guru
yang mengajar disekolah yang dapat mengajar, kamu juga adalah guru bagi orang
lain.
Begitulah menjadi
dewasa. Tidak seperti yang aku perkirakan saat aku masih remaja dulu.
Sekian cerita kali ini.
Ulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar