Assalamualaikum. Halo
semuanya, sehat kan? Ulan masih ada janji kan ajak jalan-jalan part 4, coming
soon ya.
Kali ini ulan mau cerita pengalaman kurang menyenangkan saat
naik angkutan umum bernama MEB*D*NG! Kalau kamu pembaca dari luar Sumut, MEB*D*NG
itu bus seperti transjakarta.
Sejak bulan Mei 2016, ulan udah tak terhitung naik ini
kendaraan. Pertama, karena ber-AC, lebih bersih (kadang kalau udah sore ada sampah
berserakan juga, tp gak banyak), wangi (kecuali didekatmu ada orang bau badan),
dan harganya murah (6ribu rupiah jauh dekat). Pokoknya tak terhitunglah sudah
berapa kali ulan naik ini bus MEB*D*NG.
Tapi memang, jujur saja, kalau di Transjakarta penjaga
pintunya ramah tamah (saat ulan naik, begitu keadaannya),melakukan tugasnya dengan
baik (misalkan di bus gandeng, ada ruang khusus perempuan, yang cowok beneran
gak boleh masuk tuh bus, ditegur sama petugasnya, meminta kursi prioritas untuk
tidak digunakan oleh yang bukan haknya dan sebagainya, jangan harap hal itu
terjadi disini. Mandirilah!)
Nah, MEB*D*NG kemarin, keneknya (penjaga pintu-pemberi
karcis-pengutip uang bus) melakukan tindakan tidak menyenangkan kepada saya,
kita sebut dia kenek kurang ajar ya. Setelah
berkali-kali naik angkutan ini, akhirnya saya merasakan hal yang tidak
seharusnya! Padahal saya lumayan sering mempromosikan bus ini ke teman teman lewat
social media.
Jadi begini,tanggal 20 bulan januari 2017, dibus nomor 65**
atau 56** (lupa ulan) yang ulan tumpangi dari Pusat Pasar menuju Binjai sudah
jalan dan si kenek kurang ajar ini minta ongkos, seperti penumpang pada umumnya
saya juga membayar ongkos untuk dua orang (karena Desi –mbaknya Khalila- ikut).
Biasanya habis dikasih uang mereka akan langsung memberikan karcis, tp dalam
keadaan tertentu karcis diberikan setelah pengutipan ongkos semua penumpang.
Yang terjadi adalah setelah semua ongkos di kumpulkan, lalu si kenek kurang
ajar ini memberikan karcis.
Karena tibalah giliran saya yang diberikan karcis, saya
menyodorkan tangan minta karcis (hak saya loh diberikan karcis tanda bukti
sudah membayar ongkos), tetapi yang terjadi, SI KENEK KURANG AJAR INI MENCOLEK
TELAPAK TANGAN SAYA terus tersenyum jahil. Saya tatap dengan marah, mungkin
karena lihat ekspresi saya yang tidak senang dia langsung ngacir saja. Saat itu
udah kesal dan merasa “ajak ribut aja apa
ya”, tapi melihat tidak ada orang melihat kejadian itu (Cuma desi yang
lihat, itupun sekilas aja) saya sabar aja. Ulan bukan orang yang mau “berurusan”
dengan orang lain. Jadi selama perjalanan ulan sibuk menenangkan hati ulan yang
sedang marah.
Nah, sampailah di halte tugu Binjai. Karena ulan gak pandai
lompat karena ada jarak yang cukup jauh dari tangga dan pintu tengah, ulan maju
turun dari pintu depan. Sambil nelpon Bang ipan minta di jemput, ulan lihat
kenek kurang ajar ini lagi bilang terimakasih pada penumpang. Karena melihat
itu cueklah ulan jalan, eh tiba tiba dia maju menghalangi jalan ulan untuk
turun tangga dengan ketawa cengengesan. By the way, ulan saat itu PAKAI JILBAB
loh. Jilbab ulan terjulur menutupi dada untuk melindungi diri dari mata
orang-orang jahat saat itu, baju ulan juga bukan baju ngepas di badan melainkan
baju longgar dengan cardigan.
Nah, kesal karena di permainkan dan serasa dianggap wanita
gampangan, ulan teriak “SANA KAU, AKU MAU LEWAT” . di teriakin gitu, kenek
kurang ajar ini malah bilang “yah, aku kan bercanda” dengan cengengesan. Gak peduli,
ulan bilang dengan nada kuat “KAU DARI TADI KU DIAMIN MENJADI, KAU PIKIR AKU
SENANG KAU COLEK KAYAK TADI, KAU PIKIR AKU SENANG KAU GANGGU HAH!” bukan merasa
bersalah, malah dia balik teriak sambil jalan kedalam bus “AKU BECANDA KAK”
diteriakin ulan makin menjadi marahlah yakan, ntah siapa yang salah, terus ulan
teriak sambil sedikit masuk kedalam bus “GAK SUKA AKU, TAU KAU, YANG KAU BUAT
ITU SUDAH PELECEHAN! GAK SENANG AKU.”
Tukang becak yang mangkal di tugu pun bilang “memang gitu
dia orangnya kak, kebiasaan ganggui cewek, laporin aja kak, kirim sms pengaduan”.
Yah, maaf kata, ulan gak begitu percaya dengan sms pengaduan, karena ulan gak
tau apakah sms itu ditindak lanjutin atau hanya akan tersimpan di inbox, gak
puaskan, takutnya si kenek kurang ajar ini bakalan melakukan hal yang sama pada
wanita-wanita lain, jadi dia butuh dikasih PELAJARAN BERHARGA. (maaf ya untuk
pihak yang berwenang)
Nah, karena itu, saat bg ipan turun dari mobil ulan minta
dia ngasih peringatan dengan kata-kata kepada si kenek kurang ajar tadi. Si
supir –yang mungkin atasan dia- minta maaf dan berjanji bakalan ngatur anak
buahnya ini biar gak kurang ajar lagi. Eh, si kenek kurang ajar melawan dia. Di
bilangnya tetap bercanda, si Ulan yang udah marah sampai mendidih ini kembali
teriak sambil ceramah, belum puas marah-marah. Sumpah, saat itu udah gak tau
malu lagi ulan. Cuma satu tujuan ulan, buat si kenek kurang ajar ini jadi gak
kurang ajar lagi dan jangan sampai dia ganggui cewek lain.
Disini, ulan mau ngasih sedikit pelajaran untuk kamu
perempuan, atau untuk kakaknya, atau untuk adiknya, atau ibu-ibu diluar sana
yang mengalami hal yang sama.
Sebenarnya, dalam
hukum (yang ulan pelajari) pelecahan itu bisa dengan hal hal kecil dan sepele,
contohnya seperti tadi yang ulan alami, dicolek di telapat tangan, siulan dengan
tujuan menggoda, atau sesuatu perbuatan yang membuat kamu merasa risih, tidak aman, dipermalukan dan merasa harga diri
(sebagai wanita) jatuh, itu namanya pelecehan seksual. Hal ini juga berlaku
bagi cowok yang digoda cewek ya. Lain cerita kalau orang itu kamu kenal, akrab
dan teman kamu melakukan hal itu kamu masih punya rasa aman dan kamu menerima
hal itu hanya lelucon, itu baru namanya bercanda.
Hal sepele lagi, dengan tatapan mata saja, kalau kamu “merasa”
tidak nyaman dan timbul rasa tidak aman (dalam artian kamu digoda), risih, malu
dan sebagainya tadi, maka tatapan itu juga termasuk pelecehan seksual.
Dulu, saat di kelas masa kuliah di semester dua, seorang dosen
memergoki teman sekelas saya memegang
rambut perempuan didepannya, tujuannya mau buang sampah yang nyangkut di rambut
si cewek. Karena si dosen risih, dia menegur teman cowok saya dan
memperingatkan kami bahwa hal itu tidak baik dilakukan –cowok menyentuh tubuh
cewek tanpa izin,walaupun dia temanmu- dan mengatakan jikalau teman cewek saya
ini tidak senang, maka dia berhak melaporkan. Sesederhana itu sudah menjadi
suatu tindak pidana. Wow kan?
Loh,ulan kok bisa nulis begini? Masak hal sepele saja bisa
jadi pelecehan seksual? Dasarnya mana?
Begini, unsur pelecehan itu memang tidak tertulis jelas di
peraturan, tetapi, para ahli memberikan komentar dan membentuk syarat yang
termasuk kepada pelecehan seksual tersebut. Setiap ahli akan berbeda-beda
pendapatnya tetapi mempunyai unsur yang sama pada pelecehan seksual yaitu “adanya
rasa tidak senang (menolak) bentuk perbuatan yang bersifat seksual”. Maaf, ulan
lupa bahasa asli ahlinya karena ini ulan ingat masa perkuliahan yang pernah
disampaikan dosen saya. (btw, ulan ini belajar dengan cara mengingat perkataan
dengan suara, pas saat itu dosen menerangi, ulan dengerin, masuk ke otak dan
ulan bakalan ingat terus, Alhamdulillah)
Kalau kamu search di Google, Ratna Batara Munti (seorang
ahli ) menyatakan “segala perbuatan apabila telah dianggapp melanggar
kesopanan/kesusilaan, dapat dimasukan sebagai perbuatan cabul” dan cabul itu
pelecehan seksual. Udah dapat pointnya kan?
Nah, hati-hati melakukan hal sepele. Untuk perempuan yang
mengalami hal yang sama seperti ulan, jangan takut, lawan saja bila merasa
benar! Kalau kata orang Binjai, bante aja
udah! Asalkan, jangan main tangan! Kacau
nanti ceritanya.
Oia, kamu kalau marah juga belajar control kata-kata. Walau
marah, kamu jangan sampai mengeluarkan semua kata-kata yang menurut masyarakat
udah kasar kali. Misalnya menyebutkan isi kebun binatang, bawa-bawa organ tubuh
manusia, maupun mengejek fisiknya. Salah-salah itu bakalan jadi boomerang bagi
dirimu sendiri . jadi, marah juga ada etikanya.
Sekian cerita dari Ulan, semoga kali ini bermanfaat ya.
Ulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar